Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Volume Kontrak Emas BKDI Naik Signifikan

Bisnis.com, JAKARTA — Kontrak multilateral di Bursa Komoditas dan Derivatif Indonesia (BKDI) naik setelah beberapa faktor fundamental ekonomi dunia mempengaruhi volume perdagangan berjangka, dipimpin kontrak emas yang melompat 286%.

Bisnis.com, JAKARTA — Kontrak multilateral di Bursa Komoditas dan Derivatif Indonesia (BKDI) naik setelah beberapa faktor fundamental ekonomi dunia mempengaruhi volume perdagangan berjangka, dipimpin kontrak emas yang melompat 286%.

Penaikan kontrak transaksi terjadi di semua produk yang diperdagangkan sepekan lalu di BKDI, diantaranya, minyak sawit mentah (CPOTR), emas (GOLDGR), (GOLDUD) dan (GOLDID), serta Olein.

Ariston Tjendra, Kepala Riset PT Monex Investindo mengatakan, volatilitas harga yang cukup tinggi di pasar keuangan bisa mendorong tingginya volume transaksi.

“Harga yang sudah dipandang cukup rendah pada harga emas juga bisa mengundang peningkatan volume kontrak beli,” ujarnya pada Bisnis, Senin (15/7/2013).

Menurutnya, banyaknya penggerak pasar yang muncul belakangan ini, seperti isu pengurangan stimulus moneter AS.

“Perlambatan ekonomi China, data ekspor CPO malaysia yang anjlok dan masa Ramadhan juga bisa mengundang para pelaku pasar untuk masuk ke pasar dan mencari peluang di bursa berjangka,” kata Ariston.

 Adapun pada minggu lalu, volume kontrak CPO tercatat naik 5,80% dari 16.425 menjadi 17.378 kontrak, sementara volume GOLDGR atau emas fisik dalam bentuk gram per Rupiah, dengan tingkat kemurnian 99,99% naik 32,90% dari minggu sebelumnya.

Sementara GOLDUD atau kontrak 10 troy ounce emas Loco London yang modal dan hasil transaksinya menggunakan floating rate dolar AS, volumenya melompat 286%. OLEINTR, turunan dari minyak sawit mentah yang biasa digunakan sebagai bahan minyak goreng naik 2,5% menjadi 41 kontrak.

Ibrahim, peneliti dari BKDI, menjelaskan,  pergerakan pasar secara global mempengaruhi kenaikan transaksi multilateral minggu lalu, terutama  terhadap perdagangan komoditas emas dan CPO.

“Perilaku mata uang utama pada perdagangan minggu sebelumnya, dollar AS begitu perkasa terhadap mata uang lainnya terutama euro, dolar Australia, rupiah serta ringgit yang disebabkan testimoni The Fed,” ujarnya dalam rilis, Senin (15/7).

Menurutnya kondisi itu mengakibatkan dolar AS terus menguat, membuat pelaku pasar melakukan aksi beli terhadap dolar sebagai alternatif investasi. Akibatnya, harga komoditas yang di perdagangkan menggunakan dolar AS ikut melemah.

Namun seiring dengan klaim pengangguran terus bertambah dan adanya revisi pertumbuhan dari IMF sehingga the Fed yang mengeluarkan kebijakan yang akomodatif, mengakibatkan dollar AS kembali melemah.

“Pelemahan bahkan mencapai level terendah. Dengan pelemahan dolar AS tersebut, maka pelaku pasar kembali bergairah dalam melakukan transaksi di bursa komoditas di bursa berjangka,” jelas Ibrahim

Dia menambahkan, keadaan ekonomi China dalam kuartal ke II  terus mengalami perlambatan apalagi setelah Dana Moneter Internasional (IMF) menurunkan pertumbuhan ekonomi global yang berimbas terhadap revisi pertumbuhan ekonomi China.

Adapun dalam kunjungannya di Washington, Menteri keuangan China memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi China tahun ini hanya mencapai 7%, lebih rendah dari target sebelumnya 7,5%.

“Perlambatan ekonomi China yang menurun dapat menimbulkan pukulan serupa terhadap para pemasok bahan baku dan komponen dari Australia, Brazil serta negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia,” ucap Ibrahim.

Ibrahim menjelaskan, kondisi geopolitik seperti kekacauan di Mesir juga sangat mempengaruhi fluktuasi harga komoditas, meski Mesir bukan salah satu pemasok minyak terbesar di Afrika bahkan Mesir bukan anggota OPEC.

“Namun peran Mesir sangat strategis di kawasan timur tengah, pelaku pasar sangat mengamati kondisi tersebut,” katanya

Lebih lanjut, menurutnya ada ketakutan bahwa kerusuhan akan menjalar ke terusan Suez, karena terusan Suez merupakan jalur transportasi minyak terbesar di dunia yang memasok 40% minyak mentah dunia. “Apabila jalur tersebut bermasalah maka harga komoditas minyak akan terus berfluktuasi,” tuturnya.

No.

Nama

Kontrak

Volume

Minggu lalu

(8-12/7)

Volume

Minggu Sebelumnya

(1-5/7)

Keterangan

1

Crude Palm Oil (CPOTR)

SEP 13

17.378

16.425

+950

2

GOLDGR

SEP 13

3.280

2.468

+812

3

GOLDUD

DES 30

356

92

+264

4

OLEINTR

SEP 13

41

40

+ 1

 

 

 

 

 

Sumber: data BKDI

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Giras Pasopati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper