BISNIS.COM, SHANGHAI—Harga tembaga jatuh untuk hari ketiga karena dolar menguat setelah data ketenagakerjaan AS mebaik, meningkatkan spekulasi Federal Reserve akan memperlambat stimulus moneter tahun ini.
Nilai tembaga untuk pengiriman 3 bulan di London Metal Exchange turun sebanyak 0,6% pada US$6.747,25 per ton dan diperdagangkan di US$6.783,50 pukul 10.28 di Shanghai. Pada tanggal 5 Juli, harga tergelincir 2,3% menjadi US$6.789, terendah sejak 28 Juni. Indeks LME dari enam logam industri merosot 2,6% pada 5 Juli, tertinggi dalam 2 bulan.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada 5 Juli, perusahaan AS menambahkan lebih banyak pekerjaan dari perkiraan di Juni dan tingkat pengangguran berada di 7,6%, mendekati level terendah dalam 4 tahun.
Sementara Dollar Index, yang mengukur kekuatan dolar terhadap enam mata uang utama, naik untuk hari kedua, mencapai level tertinggi dalam 3 tahun sebesar 84,58.
Ketua Fed, Ben S. Bernanke mengatakan bulan lalu bank sentral dapat mengurangi pembelian obligasi tahun ini dan mengakhirinya pada pertengahan 2014 jika pertumbuhan memenuhi perkiraan.
Fang Junfeng, seorang analis di Shanghai Futures CIFCO Co mengatakan, data ketenagakerjaan yang baik memicu harapan AS akan keluar dari program pembelian obligasi seperti yang direncanakan.
"Namun hal itu akan menjadi negatif bagi harga komoditas dalam dolar. Tembaga lebih rentan untuk penjualan lebih lanjut daripada logam lainnya seperti seng aluminium, yang sudah biaya produksinya lebih sedikit," ujarnya seperti dikutip di Bloomberg, Senin (8/7).
Harga tembaga untuk pengiriman Oktober di Shanghai Futures Exchange turun 1,1% menjadi 48.660 yuan (US$7.927) per ton. Sementara harga untuk pengiriman September di Comex sedikit berubah menjadi US$3,0685 per pon. (ra)