BISNIS.COM, JAKARTA—Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) melemah dari level tertingginya selama 14 bulan, setelah penggulingan Presiden Mesir dan kelanjutan pengapalan melalui Terusan Suez menghapus kekhawatiran gangguan pasokan.
Nilai kontrak turun 0,5% di New York setelah menguat selama 3 hari kemarin. Tentara Mesir memaksa turun Mohamed Mursi dari kekuasaannya, dan militer menunjuk presiden interim, Adly Mansour.
Gejolak politik tidak mengganggu pengiriman melalui Terusan Suez atau melalui pipa di Negara Arab yang padat penduduk.
“Situasi agak mereda setelah jatuhnya Mursi, yang mengarah ke tekanan moderat pada harga. Tetapi masih terlalu dini untuk mengatakan situasi membaik,” ujar Carsten Fritsch, Analyst di Commerzbank AG Frankfurt, seperti dikutip Bloomberg.
Harga WTI untuk pengiriman Agustus berada pada level US$101,12 per barel, turun 12 sen di New York Mercantile Exchange. Volume perdagangan untuk seluruh kontrak ditransaksikan 87% di bawah rata-rata perdagangan 100 hari.
Indeks acuan minyak AS menguat 1,7% atau US$1,64 ke US$101,24 kemarin, setelmen tertinggi dan berada di atas US$100 untuk pertama kalinya sejak 3 Mei 2012.