BISNIS.COM, JAKARTA—Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun tipis setelah mencatat peningkatan terbesar dalam tiga pekan.
Sementara itu, laporan pemerintah AS diperkirakan menunjukkan penurunan cadangan minyak mentah.
Kontrak perdagangan berkurang hingga 0,4% di bursa New York sehingga memangkas penguatan 1,6% kemarin. Suplai minyak mentah diduga turun 2 juta barel pekan lalu, menurut hasil survei Bloomberg News menjelang laporan Energy Information Administration keluar besok.
American Petroleum Institute akan mengeluarkan data cadangan minyak terpisah hari ini. Pada bagian lain, Komisi Perdagangan Federal AS mengungkapkan sebuah investigasi resmi mengenai bagaimana harga minyak dan produk turunannya ditetapkan.
Minyak WTI untuk pengiriman Agustus turun hingga 37 sen menjadi US$94,81 per barel di bursa New York Mercantile Exchange dan berada pada posisi US$94,84 pada pukul 09:57 pagi waktu Sydney atau 04:57 WIB.
Sedangkan volume semua kontrak yang disepakati 27% di bawah rerata 100 hari. Kontrak tersebut meningkat US$1,49 menjadi US$95,18 kemarin atau kenaikan tertinggi sejak 3 hingga 20 Juni.
Minyak mentah jenis Brent untuk pembayaran Agustus turun 28 sen menjadi US$100,88 per barel di bursa ICE Futures Europe London kemarin. Harga tersebut naik 25 sen menjadi US$101,16 per barel kemarin.
Harga minyak acuan Eropa itu berakhir di sesi perdagangan dengan harga premium $5,98 terhadap kontrak WTI atau tercatat sebagai spread paling sempit sejak Januari 2011 dan sekarang berada di posisi US$6.05.
Suplai minyak mentah AS, sebagaimana dikutip Bloomberg, Selasa (25/6/2013), kemungkinan meningkat 1 juta barel pekan lalu, menurut rata-rata sembilan analis yang disurvei.