Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Omzet Buana Listya Tenggelam 22%

Bisnis.com, JAKARTA-- Kinerja keuangan PT Buana Listya Tama Tbk, penyedia jasa angkutan laut komoditas migas dan kimia, kembali tertekan sepanjang kuartal kuartal pertama tahun ini dengan perolehan pendapatan US$14,1 juta, susut hingga 22,38% dibandingkan

Bisnis.com, JAKARTA-- Kinerja keuangan PT Buana Listya Tama Tbk, penyedia jasa angkutan laut komoditas migas dan kimia, kembali tertekan sepanjang kuartal kuartal pertama tahun ini dengan perolehan pendapatan US$14,1 juta, susut hingga 22,38% dibandingkan dengan kinerja I/2012 sebesar US$18,16 juta

Seluruh segmen usaha pengangkutan perseroan terkoreksi sepanjang kuartal I/2013, di mana untuk segmen kapal tanker minyak dan FPSO anjlok hingga 32% menjadi US$6,13 juta, tanker kimia turun 26,73% menjadi US$1,41 juta, serta pengangkutan gas tertekan 7,15% dari US$6,92 juta menjadi US$6,43 juta.

Selain itu, pendapatan usaha perseroan dari segmen lainnya jeblok hingga 60% menjadi US$125.946 dari kinerja kuartal I/2012 US$303.940.

Sejalan dengan itu, perolehan laba kotor perseroan juga turun hingga 21,01% dari US$3,7 juta pada kuartal I/2012 menjadi US$2,92 juta pada kuartal pertama tahun ini.

Vicky Ganda Saputra, Direktur dan Sekretaris Perusahaan Buana Listya Tama, mengatakan dalam rangka menekan kinerja negatif pada tahun ini, perseroan mengoptimalkan efesiensi ongkos operasional pada seluruh lini serta menggenjot penambahan kontrak baru.

"Optimalisasi dan peremajaan armada perseroan juga tengah kami lakukan," jelasnya, Senin (25/6/2013).

Hingga saat ini, emiten berkode saham BULL tersebut memiliki dan mengeoperasikan 20 armada kapal dengan kapasitas tonase sebesar 597.257 DWT dengan rata-rata usia armada di bawah 19 tahun.

Dari sisi pengangkutan, 9 unit tankers diopersikan untuk pengiriman komoditas minyak, 8 tanker untuk pengangkutan gas, serta jasa FPSO dan pengiriman produk kimia masing-masing 1 unit dan 2 unit tanker.

Adapun sepanjang tahun lalu, perseroan mencetak laba bersih sebesar US$3,89 juta, membalikkan posisi perseroan yang merugi hingga US$104,39 juta pada 2011.

Hal tersebut terjadi seiring perseroan mendapatkan keuntungan kurs mata uang bersih sebesar US$3,98 juta dari sebelumnya merugi US$506.736.

Sementara itu, pada pos pendapatan tercatat mengalami penurunan 33,3% menjadi US$69,79 juta dari US$104,63 juta. Beban langsung perseroan tercatat turun meskipun tidak sebesar penurunan pendapatan yakni 32,3% menjadi US$56,09 juta dari US$82,86 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Amri Nur Rahmat
Editor : Others
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper