Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IPO SARATOGA INVESTAMA: Harga Saham Perdana Dipatok Rp5.500/Saham

BISNIS.COM, JAKARTA—PT Saratoga Investama Sedaya Tbk menetapkan harga penawaran dalam penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) senilai Rp5.500 per saham, lebih rendah dari kisaran harga sebelumnya Rp6.100—Rp7.800 per saham..

BISNIS.COM, JAKARTA—PT Saratoga Investama Sedaya Tbk menetapkan harga penawaran dalam penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) senilai Rp5.500 per saham, lebih rendah dari kisaran harga sebelumnya Rp6.100—Rp7.800 per saham..

Manajemen Saratoga Investama menyebutkan perseroan akan melepas 271,29 juta saham baru atau sekitar 10% dari jumlah seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.

“Dengan demikian, dana yang didapat dari IPO sekitar Rp1,49 triliun,” paparnya dalam informasi tambahan dan atau perbaikan prospektus IPO yang diterbitkan di harian Bisnis Indonesia, Rabu (19/6/2013).

Perseroan juga telah mendapatkan pernyataan efektif terkait rencana tersebut pada 18 Juni 2013. Diharapkan pencatatan (listing) saham perdana dapat terlaksana pada 26 Juni 2013.

Dalam aksi korporasinya, perseroan telah menunjuk PT Deutsche Securities Indonesia, PT Indo Premier Securites, dan PT UBS Securities Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi (underwriter).

Berdasarkan catatan Bisnis, sebelumnya perseroan berencana melepas 10%—15% saham kepada publik, atau sekitar 271 juta—430 juta unit saham dengan harga saham perdana yang dipatok pada kisaran Rp6.100—Rp7.800 per saham.

Adapun pada prospektus sebelumnya perseroan telah menyebutkan sebagian besar perolehan dana IPO akan digunakan untuk melunasi utang anak usaha. Sekitar US$50 juta atau sekitar Rp483,5 miliar (dengan asumsi US$1=Rp9.670) untuk melunasi utang anak usaha, PT Saratoga Sentra Business.

Selanjutnya, sekitar Rp359,4 miliar akan digunakan untuk melunasi utang lain-lain perseroan yang timbul kepada PT Rasi Unggul Bestari akibat akuisisi saham tambahan PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk.

Sisanya akan digunakan untuk kegiatan investasi, terutama untuk tiga sektor investasi kunci yakni sumber daya alam, infrastruktur dan produk, serta layanan jasa konsumen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nurbaiti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper