BISNIS.COM, JAKARTA—Bursa saham, di berbagai wilayah termasuk Indonesia cenderung tertekan pada pekan kemarin (10-14/6/2013). Selain pasar modal, pasar valas yakni nilai tukar rupiah kendati bergerak cukup fluktuatif, cenderung tertekan bahkan beberapa kali menembus level di atas Rp10.000 terhadap dolar AS.
Bagaimana kondisi pasar modal, pasar valas, pada perdagangan hari ini, Senin (17/6/2013)? Berikut rangkuman data yang dihimpun redaksi Bisnis.com dari berbagai sumber yang bisa menjadi pertimbangan Anda dalam menentukan instrument investasi.
PREDIKSI MANDIRI SEKURITAS
Analisis teknikal Equity Retail Mandiri Sekuritas memperkirakan indeks akan bergerak mixed, cenderung melemah pada kisaran 4.680-4.810. Salah satu berita yang perlu diperhatikan hari ini adalah kepastikan kenaikan BBM Bersubsidi.
“Rebound indeks terlihat belum tuntas dan masih berpotensi menguat dalam beberapa hari kedepan,” paparnya dalam riset yang diterima Bisnis, Senin (17/6/2013)
PREDIKSI MNC SECURITIES
Indeks harga saham gabungan (IHSG) diperkirakan bergerak pada kisaran 4.679-4.809 pada perdagangan Senin (17/6/2013). MNC Securities menyoroti hasil Rapat Paripurna DPR mengenai pengesahan RUU APBN-P 2013, terutama mengenai kepastian kenaikan harga BBM bersubsidi, merupakan hal yang dinanti pasar.
Hal lain yang harus diperhatikan adalah pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, pergerakan bursa regional, serta sikap investor asing apakah masih melanjutkan aksi jualnya.
PREDIKSI KRESNA SECURITIES
IHSG diperkirakan berada di level 4.700-4.850. Ketidakpastian kebijakan BBM masih menjadi risiko.
PREDIKSI INDO PREMIER SECURITIES
IHSG berpotensi menguat dengan support di 4.575 dan resist di 4.850. Indeks naik dengan penutupan di atas MA5-nya dan menunjukkan sinyal bullish reversal. Stochastic dan RSI positif, sedangkan MACD negatif divergence.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) dibuka melemah 0,11% ke level 4.755,57 pada perdagangan pagi ini, Senin (17/6/2013). Dari 466 saham yang diperdagangkan, sebanyak 40 saham menguat, 24 saham melemah, dan 402 saham stagnan.
Enam dari sembilan kelompok industri yang tercatat di Bursa Efek Indonesia mengalami penguatan dipimpin oleh sektor perdagangan 34,33%. Sementara itu, tiga sektor lainnya melemah dipimpin oleh penurunan sektor agribisnis 4,61%.
Bursa saham Asia berfluktuasi seiring langkah investor menanti pertemuan The Federal Reserve dan setelah International Monetary Fund memangkas proyeksi pertumbuhan AS. Indeks MSCI Asia Pacific dibuka melemah 0,1 % ke level 130,64 pada perdagangan pukul 09:33 waktu Tokyo atau 07:33 WIB. Indeks berfluktuasi antara menguat 0,1% dan turun 0,3%.
Bursa AS melemah selama sepekan kemarin, membawa indeks acuan ke level terendah dalam 4 pekan. Hal itu terjadi karena investor berspekulasi apakah Federal Reserve akan mengurangi usaha stimulus pada pertemuan selanjutnya.
Indeks S&P 500 turun 1% selama sepekan ke level 1.626,73. Indeks melemah 4 dalam 5 hari, memangkas keuntungan tahunan 14%. Indeks Dow Jones Industrial Average juga melemah 177,94 poin atau 1,2% ke 15.070,18.
Nilai tukar rupiah masih melemah berasarkan indeks valas di situs www.bloomberg.com pada pagi ini, Senin (17/6/2013). Pada pukul 10:19 WIB, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah 0,44% ke Rp9.918. Selain terhadap rupiah, dolar AS juga menguat terhadap tujuh mata uang Asia-Pasifik kecuali dolar Australia, dolar Selandia Baru, dolar Hongkong, dolar Taiwan, dan yuan.