Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KOMODITAS EMAS: India Kekang Impor, Harga Makin Jeblok

LONDON—Pedagang emas berada dalam pasar bearish untuk pertama kalinya dalam 1 bulan karena investor mengurangi kepemilikan emas di exchange-traded products dan India, pembeli terbesar, mengumumkan pembatasan pada impor.

LONDON—Pedagang emas berada dalam pasar bearish untuk pertama kalinya dalam 1 bulan karena investor mengurangi kepemilikan emas di exchange-traded products dan India, pembeli terbesar, mengumumkan pembatasan pada impor.

Delapan belas analis yang disurvei oleh Bloomberg memperkirakan harga turun minggu depan, dengan posisi 14 bullish dan 4 netral. Investor menjual 497,2 ton senilai sekitar US$22 miliar melalui ETPs sejak 8 Februari dan 2.117,96 ton yang tersisa adalah sisa kepemilikan sejak Maret 2011.

Emas berada di jalur penurunan tahunan pertama sejak tahun 2000 karena beberapa investor kehilangan kepercayaannya sebagai alat lindung nilai. Sementara kemerosotan ke pasar bearish pada bulan April memacu pembelian koin dan perhiasan di seluruh dunia. Jumlah permintaan akan terancam di India, setelah negara menaikkan pajak impor emas karena membuat defisit neraca pembayaran.

Andrey Kryuchenkov, analis komoditas di London di VTB Capital, mengatakan, sentimen sangat suram, penaikan pajak impor India menjadi perhatian, dan itu jelas tidak membantu sentimen.

“Investor pada dasarnya masih kebingungan. Mereka tidak ingin melakukan apa pun dan masih belum berani,” ujarnya seperti dikutip di Bloomberg pada Jumat (14/6).

Logam mulia ini turun 17% tahun ini menjadi US$1.384,86 per ounce pada pukul 12.55 di Singapura dan diperdagangkan 28% di bawah rekor US$1.921,15 yang ditetapkan pada September 2011. Indeks Standard & Poor GSCI dari 24 komoditas turun 3,1% sejak awal Januari dan indeks ekuitas MSCI All-Country World naik 7,2%. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Giras Pasopati
Editor : Sutarno
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper