BISNIS.COM, TOKYO—Harga karet merosot tajam ke level terendah dalam 9 bulan, setelah mata uang Jepang mengalami reli penaikan terbesar dalam 3 tahun terhadap dolar AS, sehingga mengurangi selera investor untuk kontrak berjangka berdenominasi yen.
Kontrak untuk pengiriman November turun sebanyak 3,9% menjadi 239 yen per kilogram (US$2.476 per ton) di Tokyo Commodity Exchange, merupakan level terendah sejak 12 September. Nilai kontrak diperdagangkan di level 240,6 yen pada Rabu (12/6/2013) pukul 11.00 waktu Tokyo, memperpanjang penurunan tahun ini menjadi 20%.
Yen diperdagangkan pada level 96,47 per dolar setelah menanjak sebanyak 3,2% pada perdagangan kemarin, Selasa (11/6/2013), merupakan kenaikan terbesar sejak Mei 2010. Saham Asia memperpanjang aksi jual global karena investor menimbang kebijakan bank sentral untuk menambah stimulus setelah Bank of Japan tidak merubah program pinjamannya.
"Kontrak berjangka kehilangan dukungan dari pasar mata uang setelah Bank of Japan menahan diri untuk menambahkan stimulus," Naohiro Niimura, partner di perusahaan riset Market Risk Advisory Co di Tokyo pada Rabu (12/6/2013) seperti dikutip di Bloomberg.
Gubernur BOJ, Haruhiko Kuroda mengatakan, para pembuat kebijakan akan membahas operasi pendanaan lagi, setelah rencananya untuk melipatgandakan basis moneter Jepang pada April tidak berubah.
Menurut Institut Penelitian Karet Thailand karet free on-board Thailand naik 0,7% menjadi 88 baht (US$2,83) kemarin kilogram. Harga didukung oleh kekhawatiran bahwa hujan di provinsi selatan Thailand, daerah produksi utama, mengganggu penyadapan.