BISNIS.COM, NEW YORK-Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) menaik ke level tinggi dua pekan, terangkat spekulasi peningkatan permintaan terhadap bahan bakar setelah lapangan kerja di AS lebih tinggi dari perkiraan.
Minyak berjangka mengalami peningkatan pekanan 4,4%, setelah Departemen Tenaga Kerja AS melaporan payrolls bertambah 175.000 pada May, mengalahkan perkiraan tengah ekonomi yang disurvey Bloomberg, yakni 163.000.
Sementara itu, tingkat pengangguran juga meningkat dari 7,5% pada April menjadi 7,6%, karena bertambahkan jumlah angkatan kerja.
“Kami akhirnya mendapatkan berita ekonomi yang layak,” kata John Kilduff, partner pada Again Capital LLC, hadge fund yang fokus pada energi di New York, Sabtu (8/6/2013).
Dia mengatakan pasar memiliki kejutan terbalik dan siap terbang. Berdasarkan momentum dan kekuatan terlihat secara umum, diyakini harga minyak bisa dibawa lari ke level US$100.
WTI untuk pengiriman Juli naik US$1,27 atau 1,3% ke level penutupan US$96,03 per barel di New York Mercantile Exchange, yang merupakan penutupan tertinggi sejak 21 Mei. Volume semua kontrak berjangka diperdagangkan 52% di atas rata–rata 100-hari perdagangan pada pukul 2.34 sore. Untung pekanan merupakan kali pertama sejak 10 Mei.
Adapun Brent untuk pengiriman Juli naik 95 sen atau 0,9% ke level penutupan US$104,56 per di bursa ICE Futures Europe di London. Volume perdagangan 13% lebih tinggi dari rata-rata 100 hari perdagangan. Premi Brent atas WTI naik 32 sen menjadi US$8,53.
Laporan pembayaran gaji kerja di AS pada Mei mengikuti peningkatan yang direvisi pada April 149.000, yakni lebih kecil dari estimasi pertama. Sektor yang menyerap tenaga keja adalah industri ritel.