BISNIS.COM, TOKYO—Nilai karet menurun untuk hari kedua karena mata uang Jepang diperdagangkan mendekati tertinggi satu bulan terhadap dolar, memotong daya tarik kontrak berjangka berbasis yen, dan setelah data pekerjaan AS dan manufaktur China meleset dari perkiraan.
Kontrak untuk pengiriman November turun sebanyak 2,3% menjadi 251,2 yen per kilogram (US$2.528 per ton) dan berada di 252,5 yen di Tokyo Commodity Exchange pada pukul 10.08. Nilai kontrak berjangkan memperpanjang penurunan untuk tahun ini menjadi 16%.
Yen menguat menjadi 98,86 per dolar, level tertinggi sejak 9 Mei. ADP Research Institute melaporkan, perusahaan di AS mempekerjakan pekerja lebih sedikit dari proyeksi bulan lalu, sedangkan data terpisah menunjukkan pertumbuhan industri jasa dan pesanan pabrik.
Nilai kontrak juga terbebani oleh kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan di China, konsumen terbesar di dunia. Berdasarkan perkiraan median dari 34 ekonom menjelang data resmi, ekspor China mungkin telah tumbuh 7,1% pada Mei dari tahun sebelumnya, kurang dari setengah bulan sebelumnya sebesar 14,7%.
Sementara survei Bloomberg News menunjukkan, pertumbuhan impor mungkin melambat menjadi 6,9%, dari bulan April sebesar 16,8%.
Adapun menurut Institut Penelitian Karet Thailand, nilai karet free on-board Thailand turun 0,3% menjadi 88,15 baht (US$2,88) per kilogram, tingkat terendah dalam sebulan. Karet untuk pengiriman September di Shanghai Futures Exchange turun 0,7% menjadi 18.680 yuan (US$3.049) per ton.