BISNIS.COM, JAKARTA—Produsen semen pelat merah PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) memastikan akan melakukan pemecahan harga saham (stock split) jika harganya telah mencapai Rp20.000 per lembar saham.
Direktur Utama Semen Indonesia Dwi Soetjipto menuturkan upaya stock split dilakukan agar harga saham perseroan semakin terjangkau bagi investor, terutama investor pemula.
“Kami melihat harga Rp20.000 itu sebagai titik tertinggi yang membuat manajemen harus melakukan langkah tepat agar kinerja saham terus membaik dengan stock split,” katanya, Minggu (2/6/2013).
Meskipun demikian, aksi korporasi itu juga akan disesuaikan dengan kondisi pasar dan kondisi makroekonomi. Oleh karena itu, perseroan akan selalu berhati-hati dalam menentukan keputusan penyelenggaraan stock split itu.
Jika pasar sedang sepi serta makroekonomi nasional dan global sedang tidak bersahabat, maka dikhawatirkan akan berdampak buruk bagi kinerja saham produsen semen yang dulu bernama Semen Gresik itu.
Namun sayang, Dwi enggan mengungkapkan secara detil rasio stock split yang akan diterapkan setelah harga saham perseroan telah menembus Rp20.000 per saham.
Dia hanya memberikan clue bahwa harga yang wajar bagi investor berada di kisaran Rp4.500—Rp5.000 per saham. Dengan demikian, bila diasumsikan menggunakan harga itu, maka rasio stock split yang akan diterapkan sekitar 1:5.
“Perseroan akan melihat kondisi pasar. Rasionya akan ditentukan kemudian sesuai dengan skema pasar,” tuturnya.
Pada perdagangan Jumat (31/5), saham Semen Indonesia ditutup dengan harga Rp18.000 per saham, turun Rp250 atau 1,37% dari perdagangan hari sebelumnya. Adapun kapitalisasi pasar produsen semen terbesar nasional itu mencapai Rp106,7 triliun.