BISNIS.COM, MELBOURNE—Harga kedelai naik, memperpanjang penaikan mingguan kelima, karena permintaan yang berkelanjutan dari China dan menyusutnya stok AS ke level terendah dalam 9 tahun, tetapi harga gandum menurun.
Nilai untuk pengiriman Juli naik sebanyak 0,8% menjadi US$15,08 per bushel di Chicago Board of Trade dan berada di US$15,06 pada 10.37 di Singapura. Harga naik 7,7% pada Mei, kenaikan bulanan terbesar sejak Juli, setelah kekeringan terburuk AS sejak 1930-an mengiikis produksi dan mendorong kedelai ke rekor US$17,89 per bushel pada September.
Menurut Oil World, keterbatasan pasokan kedelai AS, jumlah ekspor, dan penundaan penanaman telah membantu menopang harga. Impor kedelai China mungkin melompat 19% pada Mei dan Juni dari tahun sebelumnya, setelah jatuh dalam 4 bulan pertama.
Lebih lanjut, Departemen Pertanian AS (USDA) memperkirakan cadangan AS pada 31 Agustus akan menyusut menjadi 125 juta bushel, yang terendah sejak tahun 2004.
Sementara Citigroup Inc memperkiraan harga kedelai stok lama akan mengalami peniakan untuk US$14,35 per bushel pada kuartal kedua, berdasarkan situasi jangka pendek dan kendala sumber pasokan.
Adapun harga gandum untuk pengiriman Juli turun sebanyak 0,7% menjadi US$6,93 per bushel dari US$6,98. Harga merosot sebanyak 2,2% kemarin setelah Jepang menghentikan impor dari AS, di mana pemerintah menemukan adanya rekayasa genetika tumbuhan di Oregon. (Bloomberg)