BISNIS.COM, TOKYO—Nilai karet rebound dari level terendah dalam 4 minggu setelah penurunan mata uang Jepang terhadap dolar AS mengangkat daya tarik kontrak berjangka berbasis yen, selain itu stok menurun di China, selaku konsumen terbesar.
Harga karet untuk pengiriman November 2013 naik sebesar 2,7% menjadi 264 yen per kilogram (US$2.611 per ton) sebelum diperdagangkan pada 262 yen di Tokyo Commodity Exchange pada pukul 11.27. Adapun kontrak paling aktif telah jatuh 0,2% bulan ini.
Adapun yen melemah 0,6% menjadi 101,28 per dolar karena data menunjukkan penurunan dalam harga konsumen ditambah isu Bank of Japan yang akan meningkatkan upaya stimulus. Persediaan karet di Qingdao, gudang utama China untuk komoditas, turun menjadi 360.000 ton dari 363.300 ton pada 15 Mei.
"Kontrak berjangka karet mendapat dukungan dari pasar mata uang dan data China," ujar Kazuhiko Saito, seorang analis di broker Fujitomi Co, Tokyo seperti dikutip di Bloomberg (31/5/2013).
Lebih lanjut, harga konsumen Jepang tidak termasuk makanan segar, telah turun 0,4% pada April dari tahun sebelumnya, dibandingkan dengan penurunan 0,5% bulan sebelumnya. Tingkat inflasi belum di atas 0 pada tahun lalu.
Menurut Institut Penelitian Karet Thailand, harga karet free on-board naik 0,8% menjadi 91,40 baht (US$3,03) per kilogram, level tertinggi sejak 21 Februari. Adapun nilai karet untuk pengiriman September di Shanghai Futures Exchange naik 1% menjadi 19.020 yuan (US$3,100) per ton.