BISNIS.COM, JAKARTA—Perusahaan dana talangan tidak bergairah masuk pada pasar emas dalam kurun lebih dari 5 tahun setelah spekulasi tentang langkah mencetak uang oleh sejumlah bank sentral membuat harga naik-turun sehingga memicu volatilitas tinggi hingga 17 bulan.
Para manajer keuangan menurunkan posisi ambil untung bersih jangka panjang mereka di perdagangan berjangka dan opsi hingga 9% menjadi 35.686 pada 21 Mei. Kondisi itu merupakan penurunan terendah sejak Juli 2007, menurut data Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS.
Penguasaan atas kontrak jangka pendek kelompok usaha tersebut naik 6,7% hingga mencatat 79.416. Sedangkan nilai perdagangan dari 18 komoditas AS turun 2,1% setelah investor menjadi kurang berminat pada komoditas kopi dan terigu.
Guncangan harga emas selama 60 hari yang sangat historis menyentuh harga tertinggi sejak Desember 2011 minggu lalu dan sebuah indikator harga menunjukkan keuntungan SPDR Gold Trust, perusahaan dana talangan berbasis logam mulia, naik 73% pada tahun ini.
Harga logam mulia naik-turun setelah Gubernur Bank Sentral AS Ben S. Bernanke menyampaikan pandangannya di depan Kongres pada 22 Mei. Dua hari kemudian, Gubernur Bank Sentral Jepang, Haruhiko Kuroda mengatakan dirinya telah berbuat banyak untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
“Emas mempunyai banyak pendorong yang sangat berpengaruh pada komoditas lain,” ujar Dan Denbow, seorang pengelola dana sebesar US$1 miliar pada USAA Precious Metals & Minerals Fund di San Antonio sebagaiman dikutip Bloomberg, Senin, (27/5/2013). Dia menambahkan bahwa sangat tidak mungkin untuk mementukan sebuah arah pergerakan perdagangan saat ini. (mfm)