BISNIS.COM, JAKARTA-Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) berfluktuasi menyusul menyebarnya informasi bahwa pasukan pemerintah Suriah memulai serangan terhadap pemberontak, menambah kekhawatiran konflik di negeri itu dapat menggoyahkan Timur Tengah, kawasan produsen minyak dunia.
Nilai kontrak turun di New York setelah naik untuk hari ketiga pada 17 Mei. Saluran televisi pemerintah mengatakan pasukan Suriah memasuki kota al-Qusair. Syrian Observatory for Human Rights menyatakan setidaknya 52 orang tewas dan ratusan lainnya terluka dalam bentrokan. Arab Saudi mengurangi ekspor minyak pada bulan Maret, sementara Afrika Barat, anggota OPEC, meningkatkan pengiriman.
"Suriah adalah bagian kecil dari kerusuhan di Timur Tengah dan hal itu bisa menyebar ke negara-negara lain," kata Christopher Bellew, broker senior di Bache Jefferies Ltd, London seperti dikutip di Bloomberg, Senin
(20/5/2013).
Harga minyak WTI untuk pengiriman Juni turun sebanyak 61 sen (0,6%) ke US$95,41 per barel pada perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange dan berada di US$95,52 pada Senin, pukul 09.10 waktu London. Volume semua kontrak yang diperdagangkan adalah 5,3% di atas rata-rata 100 hari.
Brent untuk pengiriman Juli turun 30 sen menjadi US$104,34 per barel di ICE Futures Europe Exchange yang berbasis di London. Patokan Eropa bulan depan dengan premi sebesar US$8,60 untuk WTI berjangka, naik dari US$8,35 pada 17 Mei.(Giras Pasopati/46/yus)
HARGA MINYAK: Konflik Suriah Dorong Minyak Dunia Bergolak
BISNIS.COM, JAKARTA-Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) berfluktuasi menyusul menyebarnya informasi bahwa pasukan pemerintah Suriah memulai serangan terhadap pemberontak, menambah kekhawatiran konflik di negeri itu dapat menggoyahkan Timur
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : News Editor
Editor : Yusran Yunus
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
26 menit yang lalu
Window Dressing Jadi Harapan Rebound IHSG Akhir Tahun
5 jam yang lalu