Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PASOK MINYAK: Temuan Minyak Serpih akan Geser OPEC

BISNIS.COM, JAKARTA—Temuan besar-besaran atas minyak serpih (shale oil) akan “mengguncang” pasar minyakglobal 5 tahun ke depan. Selain akan menguntungkan negara penyuling, temuan itu juga akan menggeser peran OPEC sebagai penggerak

BISNIS.COM, JAKARTA—Temuan besar-besaran atas minyak serpih (shale oil) akan “mengguncang” pasar minyakglobal 5 tahun ke depan. Selain akan menguntungkan negara penyuling, temuan itu juga akan menggeser peran OPEC sebagai penggerak pertumbuhan pasok minyak mentah dunia.

Amerika Utara akan memasok 40% pasok baru hingga 2018 melalui pengolahan pasir berkadar minyak mentah ringan (light-tight oil). Akibatnya, kontribusi dari negara pengekspor minyak (OPEC) akan merosot sebesar 30%, menurut perkiraan Badan Energi Internasional (IEA). Badan itu akhirnya memangkas perkiraan permintaan minyak mentah dunia untuk 4 tahun ke depan dan memprediksi bahwa konsumsi di negara berkembang akan melebihi negara-negara maju.

“Guncangan pasok yang disebabkan oleh lonjakan produksi minyak Amerika Utara akan menjadi penyeimbang pasar selama 5 tahun ke depan di tengah tingginya permintaan dari China sejak 15 tahun ini,” ujar pemerhati perminyakan yang memantau  28 negara penghasil minyak berdasarkan laporan pasar jangka menengah sebagaimana dikutip Bloomberg hari ini, Rabu (15/522013).

Pengolahan sumber minyak serpih Amerika Serikat, yang memungkinkan negara itu tidak tergantung pada sumber bahan bakar lainnya dalam dua dekade, telah menciptakan “reaksi berantai.” Reaksi berantai yang terjadi pada sektor transportasi global itu juga berdampak pada percepatan pengolahan dan penyimpanan minyak di tengah upaya negara-negara lain meniru apa yanhg dilakukan AS,” menurut IEA.

Perdagangan berjangka minyak mentah untuk pembayaran pada 2018 diwarnai pemberian potongan harga atas harga yang berlaku saat ini. Kondisi itu mengindikasikan ekspektasi untuk peningkatan jumlah pasok dan penurunan permintaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper