BISNIS.COM, JAKARTA – PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) akan kembali mengaktifkan kembali perdagangan kontrak kopi yang sempat sepi peminat sejak beberapa tahun lalu.
Pjs Direktur Sherman R. Khrisna mengatakan salah satu bursa komoditas berjangka nasional itu sudah dalam tahap finalisasi spesifikasi kontrak yang pertama kali diperkenalkan pada 2002.
“Kontrak kopi itu mau kami hidupkan lagi secepatkan karena kita sedang mempersiapkan spesifikasinya dulu. Harusnya bulan ini bisa diajukan kepada Bappebti [otoritas bursa berjangka],” ujarnya Jumat (12/4/2013).
Dia menjelaskan kontrak salah satu komoditas nasional tersebut pernah diperdagangkan di bursa tetapi tidak likuid sehingga kontrak tersebut terpaksa dikembalikan lagi kepada Bappebti sebagai otoritas bursa berjangka.
Berkaitan dengan spesifikasi kontrak, rinciannya akan mirip dengan yang lama dan ada kemungkinan pilihan volume atau tonase yang lebih kecil sehingga memberi banyak pilihan bagi pelaku pasar.
Saat ini, harga kopi sedang kurang baik karena masih mengacu kepada harga di luar negeri. Padahal, menurutnya, banyak permintaan dari dalam negeri yang seharusnya memakai harga lokal. Di sinilah diperlukan peran pembentukan harga di bursa.
“Mereka jangan mengacu London tetapi ke harga kita [dalam negeri]. Produsen kita kebanyakan menjual ke pasar lokal. Bayangkan saja jumlah populasi kita 260 juta, sekian persen suka kopi, artinya produsen cari ke sini,” tambahnya.
Agar kontrak tersebut kembali aktif diperdagangkan, Sherman mengatakan akan membuat program pembentuk harga alias market marker. Market maker adalah pihak yang bersedia membeli di saat pelaku pasar berada di posisi jual. (hkd)