BISNIS.COM, JAKARTA --- Pengembang perumahan milik Agung Podomoro Grup, PT Agung Podomoro Land Tbk berencana membayar utang sindikasi sekitar Rp400 miliar dari penerbitan obligasi senilai Rp2,5 triliun.
“Dari obligasi tahap I/2013, sekitar Rp400 miliar-Rp500 miliar akan digunakan untuk percepatan pelunasan utang sindikasi [BII, BNI, dan CIMB),” ujar Cecar de la Cruz, Direktur Keuangan Agung Podomoro Land, saat dihubungi, Rabu (10/4/2013).
Hingga saat ini, lanjutnya, rencana penerbitan obligasi dengan skema penawaran umum berkelanjutan (PUB) tersebut masih dalam tahap negoisasi. Perseroan berharap penerbitan obligasi tersebut rampung pada Juni 2013.
Seperti diketahui, pada Juli 2009, perseroan memperoleh utang sindikasi berupa pinjaman berjangka dari kreditur sindikasi. Total utang sindikasi tersebut hingga 2012, tercatat Rp620 miliar, dengan porsi BNI sebesar Rp269,09 miliar, BII Rp175,45 miliar dan Bank CIMB Rp175,45 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan 2012, perseroan mengajukan permohonan persetujuan kepada kreditor sindikasi yakni PT Bank Negara Indonesia, PT Bank Internasional Indonesia Tbk, dan PT Bank CIMB Niaga Tbk.
Permohonan tersebut a.l rencana penerbitan PUB efek bersifat utang dalam jumlah sebanyak-banyaknya Rp2,5 triliun, dan untuk tahap I/2013 sebanyak-banyaknya Rp1,5 triliun.
Dana hasil PUB tahap I akan digunakan untuk pembayaran pelunasan dipercepat terhadap seluru utang fasilitas sindikasi. Adapun perusahaan meminta tidak dikenakan penalti 1% karena salah satu kreditur sindikasi CIMB menjadi salah satu penjamin emisi PUB tersebut.
Jaminan atas PUB efek tersebut akan menggunakan jaminan yang sama dengan utang sindikasi a.l seperti tanah dan bangunan proyek Central Park, dengan beberapa sertifikat hak guna bangunan (HGB) atas nama perseroan yang seluruhnya seluas 101.577 m2
Kemudian, gadai atas sebagian saham milik PT Indofica, PT Jaya Lestari Persada dan Trihatma Kusuma Haliman dengan nilai sebesar Rp289,47miliar.
Sebelumnya, perseroan berencana menerbitkan obligasi dengan menunjuk PT Mandiri Sekuritas, PT Indopremier Securities, PT CIMB Securities, dan PT HSBC Securities Indonesia sebagai penjamin emisi.