BISNIS.COM, JAKARTA—Permintaan dalam lelang surat utang negara merosot 33,05% dipicu ekspektasi laju inflasi Maret dan sentimen positif ekonomi global yang mendorong peralihan dana ke pasar saham.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan, Senin(26/03), total penawaran yang masuk lelang tercatat hanya Rp9,44 triliun, melorot hingga 33,05% dibandingkan penawaran dalam lelang surat utang negara (SUN) sebelumnya yang sebesar Rp14,10 triliun 13 Maret lalu.
Desmon Silitonga, Analis PT Millenium Danatama Indonesia, menyampaikan melesunya penawaran investor dalam lelang kali ini disebabkan ekspektasi inflasi yang masih berlanjut sejak awal tahun ini. Kenaikan tarif dasar listrik (TDL) dan lonjakan harga bahan pokok domestik menjadi pemicu utama.
“Investor juga beralih dari obligasi ke pasar saham karena ada kepastian kondisi ekonomi. Dalam 2 hari ini cukup besar dana yang masuk bursa, berturut-turut Rp21 triliun dan Rp6 triliun,” ujarnya kepada Bisnis, Senin(26/3).
Menurut dia, kondisi makro global seperti kepastian penalangan utang di Siprus memberi dampak besar terhadap optimisme pasar saham. Terlebih fundamental ekonomi Indonesia tidak mengkhawatirkan.
“Padahal pemerintah sudah memberi sedikit premium imbal hasil 15-20 basispoin dibandingkan pasar sekunder, seri SPN bahkan premiumnya 50 basispoin. Sepanjang Maret ini memang ada kenaikan yield di kurva pasar sekunder,” ungkapnya.