BISNIS.COM, JAKARTA—Emiten telekomunikasi milik Grup Bakrie, PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL), memperkirakan pendapatan usaha (unaudit) perseroan tahun lalu mencapai Rp3 triliun, naik tipis 3,4% dari posisi 2011 sebesar Rp2,9 triliun.
“Kami perkirakan pendapatan tahun lalu mencapai Rp3 triliun, sehingga tahun ini kami menargetkan pendapatan usaha tumbuh 10%,” ujar Anindya Bakrie, Direktur Utama Bakrie Telecom, di Hotel Ritz Carlton hari ini, Kamis (7/3/2013).
Sayangnya, dia tidak menjelaskan apakah pencapaian pendapatan tersebut mampu membalikan keadaan keuangan perseroan dari posisi rugi menjadi untung.
Seperti diketahui, pada kuartal III/2012, perseroan masih menderita kerugian sebesar Rp988,3 miliar. Adapun pendapatan bersih yang dibukukan Rp1,77 triliun. Besarmya kerugian Bakrie Telecom ini disebabkan oleh kerugian kurs dan peningkatan beban depresiasi network asset.
Anindya mengaku pihaknya terus menjalankan efisiensi biaya demi mengejar biaya usaha seminimal mungkin. Salah satunya dengan hanya fokus ekspansi di tiga wilayah a.l Jakarta, Jawa Barat dan Banten.
“Ketiga wilayah tersebut paling tinggi kontribusinya, sehingga ekspansi ke luar dari 3 wilayah tersebut akan kami tahan dulu, sehingga diharapkan biaya usaha tidak terlalu besar,” tuturnya.
Selain efisiensi, perseroan juga akan mendorong pendapatan usaha dari segmen bisnis data. Bakrie Telecom memproyeksikan bisnis data dapat berkontribusi 40%-50% terhadap total pendapatan dalam 3 tahun mendatang. Adapun pada 2011, bisnis data hanya berkontribusi 3%.
