JAKARTA-Pemahaman masyarakat tentang industri berjangka dinilai masih lemah. Akibatnya bisnis di bidang ini seringkali dipandang negatif.
Vicky Amarnani, Analis dan Market strategist PT Monex Investindo Futures mengatakan untuk itu, perlu dilakukan edukasi yang lebih sering untuk menambah pengetahuan masyarakat.
“Seringkali banyak pihak memandang negatif bisnis ini. Katanya high risk, high return, jadi lebih aman deposito. Makanya perlu edukasi agar masyarakat bisa mengerti cara mengelola risiko mereka," ujarnya di sela-sela acara Monex Investor Club 2013, hari ini (2/3).
Sebagai perusahaan pialang berjangka terbesar di Indonesia, Monex ikut membantu menambah edukasi di bidang ini dengan menggelar seminar edukasi untuk para nasabahnya.
Dia berpendapat para nasabah harus benar-benar memiliki perencanaan bisnis sebelum melakukan transaksi. "Misalnya, saya mau beli di level berapa, keuntungan saya berapa, risiko saya berapa, risiko terhadap keuntungan masuk akal apa ngga? Kalau risiko lebih besar dari keuntungan, itu ngga masuk akal. Trading is a business”.
Yang paling penting, lanjutnya, masyarakat harus memastikan pialang berjangka pilihan mereka memiliki lisensi. Monex sendiri mempunyai legalitas tinggi di bawah Badan Pengawas Berjangka Komoditi (Bappebti), Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) dan Kliring Berjangka Indonesia (KBI).
Dalam rangka memberi pengarahan untuk memulai dan menjalani investasi, Monex membekali investor maupun nasabah mengenai seluk-beluk dan dinamika bisnis berjangka.
“Kami berharap Monex Investor Club dapat memberi nilai tambah dan pemahaman kepada nasabah untuk semakin lebih baik dalam berinvestasi,” kata Samuel Semarun, Direktur Monex. (41/yus)
