JAKARTA—Perusahaan Ginga Petroleum Singapore Pte menyatakan swap batu bara termal Indonesia--eksportir terbesar bahan bakar dunia--menguat dalam dua hari terakhir. Di sisi lain kontrak komoditas oleh China menurun.
Laporan tertulis Ginga yang dilansir Bloomberg hari ini menyatakan swap sub-bituminous batubara nilai kalori 4.900 kilokalori/kg pada kuartal ke-2 naik US$5 menjadi $65,75 per ton diterima bersih 25 Januari. Untuk kontrak Februari naik US$5 menjadi US$64,55 per ton.
Broker energi Ginga Petroleum Singapore menyampaikan, kontrak batubara dengan nilai kalori 5.500 kilokalori/kg untuk pengiriman ke China Selatan pada kuartal kedua tidak berubah di posisi US$86,55 per ton berat bersih. Sedangkan kontrak Februari tetap di US$85,50 per ton.
Harga komoditas batubara termal di Newcastle, patokan untuk kontrak Asia, naik menjadi US$138,50 per ton pada pengiriman Januari 2011 setelah Cyclone Yasi surut.
Menurut data IHS McCloskey, harga berjangka itu telah turun menjadi US$91,15 per ton pada pekan yang berakhir 18 Januari.
Swap atau nilai kontrak tukar komoditas merupakan kesepakatan keuangan dimana harga yang mengambang dipertukarkan dengan tingkat bunga tetap selama masa kontrak tertentu. Sekitar 60% batubara Indonesia telah diklasifikasikan sebagai sub-bituminous.