JAKARTA: Harga minyak mengalami penguatan terbesar dalam lebih dari 3 tahun akibat kesepakatan Eropa yang meredakan kekhawatiran terhadap krisis dan larangan impor minyak dari Iran ke wilayah tersebut mulai bulan ini diperkirakan mengurangi pasokan.
Terhitung sejak 1 Juli Eropa memberlakukan larangan impor minyak mentah dari Iran sebagai sanksi untuk menekan program nuklir negara di Teluk Persia tersebut.
Lembaga Energi Internasional memperkirakan penurunan ekspor dari Iran dapat menyebabkan penurunan pasokan terbesar dari anggota Organisasi Negara Eksportir Minyak (OPEC) sejak pemberontakan tahun lalu menghentikan produksi minyak di Libya.
Di saat yang sama, pemogokan pekerja Norwgia di kilang Laut Utara juga menghambat produksi minyak sehingga harga meningkat.
“Kami perkirakan harga minyak Brent naik akibat sanksi Iran dan potensi penurunan pasokan dari Laut Utara. Larangan asuransi UE terhadap kapal tanker pembawa minyak mentah Iran dapat mendorong permintaan terhadap minyak mentah dan Brent dari Dubai,” ujar Gordon Kwan, kepala riset energi regional di Mirae Asset Securities di Hong Kong seperti dikutip Bloomberg pekan lalu (29/6).
Kontrak minyak untuk pengiriman Agustus naik 9,4% menjadi US$84,96 per barel di New York pada Jumat (29/6) setelah para pemimpin Eropa sepakat untuk mempermudah persyaratan pinjaman darurat bagi bank Spanyol dan melonggarkan peraturan untuk membantu Italia.
Kenaikan harga tersebut merupakan yang terbesar sejak 12 Maret 2009 dan menghapus penurunan kuartalan terbesar sejak 3 bulan terakhir di 2008.
Harga minyak Brent untuk pengiriman Agustus naik 7% menjadi US$97,80 per barel di bursa ICE Futures Europe di London. (sut)