Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

 

JAKARTA: PT Smartfren Telecom Tbk menunjuk PT Global Nusa Data (GND), salah satu pemegang sahamnya, sebagai pembeli siaga aksi penggabungan nilai saham (reverse stock) kurang dari satuan perdagangan saham (odd lot).
 
Hal itu tertuang di dalam prospektus perbaikan rencana reverse stock emiten sayap telekomunikasi Grup Sinar Mas di surat kabar hari ini, 11 Januari 2012.
 
Global Nusa Data akan membeli saham dari pemegang saham dengan satuan tertinggi Rp50, sebagai harga tertinggi 25 hari bursa terakhir.
 
Aksi korporasi yang bernama lengkap reverse stock split itu  berkebalikan dengan pemecahan nilai saham (stock split).
 
Reverse stock emiten berkode saham FREN itu akan dilakukan dengan rasio 20:1 sehingga membuat nominal saham seri A sebesar Rp2.000 dari sebelumnya Rp100 dan seri B sebesar Rp1.000 dari sebelumnya Rp50.
 
Selain akan melakukan reverse stock, emiten yang dipimpin Rodolfo Pantoja tersebut juga akan meningkatkan modal dasar menjadi Rp27,77 triliun.
 
Untuk reverse stock dan peningkatan modal dasarnya, perseroan akan menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) besok.
 
Setelah mendapatkan restu investornya, perseroan akan menggelar penawaran umum terbatas (PUT/rights issue) pada akhir Januari untuk menerbitkan 13,36 miliar saham baru di harga Rp100, sehingga akan meraup dana Rp1,33 triliun.
 
Sebanyak 75% dari dana rights issue, atau senilai Rp1 triliun, akan digunakan untuk melunasi utang dan sisanya untuk modal kerja.
 
Namun, tidak dijelaskan terinci rencana pelunasan utang yang akan dilunasi perseroan melalui rights issue tersebut.
 
Perusahaan memprediksi investor yang tidak mengeksekusi haknya dalam rights issue akan terdilusi kepemilikannya sebesar 66,7%.
 
Perseroan akan menggelar RUPSLB pada 30 Januari tahun depan untuk memuluskan rencana rights issue tersebut.
 
Emiten yang dulunya bernama PT Mobile-8 Telecom Tbk itu dililit utang dan pemiliknya yang lama menjualnya ke Grup Sinar Mas melalui skema backdoorlisting-rights issue pada akhir 2010.
 
Situs investasi bernama investopedia.com mendefinisikan backdoorlisting sebagai aksi mencatatkan saham (go public) oleh perusahaan yang tidak memiliki kriteria pencatatan saham di bursa dengan mengakuisisi perusahaan yang sudah tercatat.
 
Aksi Smartfren pada 2010 yang juga dinilai lebih hemat dibandingkan proses pencatatan lewat 'pintu depan' tersebut dilakukan dengan menerbitkan 75,68 miliar saham senilai Rp3,78 triliun. (sut)
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper