JAKARTA: Melesatnya imbal hasil obligasi Italia yang menyentuh level 7,25% menjadi sentimen negatif terhadap pergerakan indeks surat utang negara pada perdagangan sesi pagi.
Sekretaris Perusahaan PT Penilai Harga Efek Indonesia/Indonesia Bond Pricing Agency Tumpal Sihombing mengatakan sentimen negatif juga datang dari Asia yang dipicu oleh turunnya inflasi tahunan China ke level 5,5% mom.
"Dari domestik, rupiah terlihat melemah sebelum bank sentral merilis tingkat suku bunga pada hari ini," katanya dalam laporan tengah hari yang dirilis siang ini.
Akibat sentimen negatif tersebut, terangnya, pergerakan indeks harga dan total return SUN terkoreksi setelah menguat selama lima hari berturut-turut.
Indeks harga SUN atau clean Price terkoreksi -0,27 poin ke level 129,38, indeks total return terkoreksi -0,29 poin ke level 158,91. Sementara itu, indeks effective yield naik 0,30% ke posisi 6,34%.
Adapun pergerakan yield curve terlihat mixed yang ditopang oleh upward pressure pada tenor menengah dan tenor panjang. "Terlihat secara rata-rata, tenor menengah [5-7tahun] naik 5,4 basis poin sedangkan tenor panjang [8-30tahun] naik 0,8 basis poin," jelas Tumpal.
Menurutnya, hanya tenor pendek (1-4tahun) yang berhasil turun 5,7 basis poin. "Risiko pasar siang ini semakin meningkat diindikasikan dengan spread tenor 2 dan 10 tahun yang semakin melebar ke kisaran 142 basis poin dari level sebelumnya di posisi 136 basis poin," tegasnya.
Berdasarkan valuasi fair price IBPA, harga semua SUN seri benchmark pada siang ini terkoreksi pada kisaran 3-80 basis poin. "Koreksi terbesar dialami oleh seri FR0056 sebanyak –80,34 basis poin ke level harga 114,40," tambahnya. (sut)