JAKARTA: Perusahaan ethanol terbesar di Indonesia PT Indo Acidatama Tbk melunasi utang senilai Rp45 miliar kepada HSBC dan Bank Internasional Indonesia.
Sekretaris Perusahaan Indo Acidatama Benny Herman merinci sebesar Rp40 miliar dibayarkan kepada HSBC dan sisanya Rp5 miliar dibayarkan kepada Bank Internasional Indonesia (BII).
"Pelunasan tersebut merupakan cicilan utang jangka panjang yang harus dilunasi," katanya kepada Bisnis hari ini.
Pelunasan utang tersebut, jelasnya, menyebabkan oustanding utang perseroan turun menjadi Rp94,34 miliar per 30 September dibandingkan dengan posisi akhir tahun lalu Rp135,75 miliar.
"Jadi terdapat penurunan total kewajiban sebesar 30,50%," jelasnya.
Seiring penurunan outstanding utang tersebut, rasio utang terhadap modal (debt to equity ratio/DER) perseroan dilaporkan turun menjadi 0,38 kali dibandingkan dengan posisi akhir tahun lalu 0,59 kali. Dengan posisi DER tersebut, perseroan memiliki ruang yang besar untuk mengajukan pinjaman baru.
Benny menegaskan hingga kini perseroan belum memiliki rencana untuk mengajukan pinjaman baru dalam rangka mendanai kebutuhan belanja modal perseroan.
"Capex kami tahun ini hanya Rp5 miliar yang dialokasikan untuk perbaikan mesin yang semuanya diambilkan dari kas internal. Sampai dengan kuartal ketiga, realisasi capex baru 45%," tuturnya.
Perseroan juga berencana melunasi pinjaman jangka panjang lainnya. Jika merujuk pada laporan keuangan belum diaudit perseroan per 30 September, perseroan masih memiliki utang jangka panjang kepada BII senilai Rp15,31 miliar. (sut)