Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

 

JAKARTA: Indeks harga surat utang negara ditransaksikan turun tipis pada perdagangan sesi Selasa pagi (1 November 2011) akibat sentimen negatif dari dirilisnya data ekonomi China yang tak sesuai harapan pasar.
 
Dalam laporan tengah hari yang dirilis PT Penilai Harga Efek Indonesia/Indonesia Bond Pricing Agency, siang ini, menunjukkan indeks clean price dan indeks total return siang ini turun tipis. 
 
Indeks clean price turun 0,04 poin atau –0,03% ke level 129,0303 sedangkan indeks total return melemah 0,02 poin atau –0,01% ke level 158,1774.  Adapun, indeks effective yield juga turun sebanyak 0,17% ke posisi 6,4210%. 
 
IBPA-IGSYC memperlihatkan pergerakan sideways yang ditopang oleh penurunan yield di tenor pendek dan menengah diiringi dengan kenaikan yield di tenor panjang. Secara rata-rata, tenor pendek (1-4 tahun) mengalami penurunan 2,3 bps sementara tenor menengah turun 4,4 bps. 
 
Namun demikian, tenor 1 tahun naik 0,5 bps ke level 4,91%. Tenor panjang (8-30 tahun) secara rata-rata naik 0,3 bps  (basis poin) tapi tenor 10 tahun justru turun 0,8 bps ke level 6,34%. 
 
Fair price SUN seri benchmark juga memperlihatkan pola sideways di mana tiga seri mengalami koreksi harga sementara satu seri berhasil menguat. Seri yang mengalami koreksi siang ini adalah FR0055, FR0056 dan FR0054 yang terkoreksi antara 10,5 bps-49,3 bps sementara seri yang mengalami penguatan adalah seri FR0053 yang menguat 8,4 bps.
 
Sekretaris Perusahaan PT Penilai Harga Efek Indonesia Tumpal Sihombing menerangkan data ekonomi China yang dirilis siang ini yang tidak sesuai harapan pasar telah memberikan sentimen negatif terhadap pergerakan pasar obligasi. 
 
"Data menunjukkan, indeks manufaktur China mencatatkan penurunan pada Oktober ke level paling rendah sejak Febuari 2009," katanya dalam rilis, hari ini. 
 
Menurut laporan PLTO, terang dia, total volume perdagangan obligasi hingga siang ini tercatat mencapai Rp 297 milliar dengan 35 transaksi. 
 
"Seri ORI008 masih menjadi obligasi yang paling aktif diperdagangkan hingga siang ini dengan total Rp 43 miliar dan 5 kali transaksi," ungkapnya. 
 
Adapun kepemilikan asing di SBN yang dapat diperdagangkan sampai dengan 28 Oktober mencapai Rp219,54 triliun atau naik Rp0,12 triliun dari hari sebelumnya. (sut)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper