JAKARTA: PT Atlas Resources Tbk, calon emiten pertambangan batu bara, menurunkan jumlah saham perdana yang akan ditawarkan ke investor publik menjadi 650 juta saham dari rencana awal sebanyak 783,33 juta lembar saham.Jumlah saham yang memiliki nilai nominal Rp200 per saham tersebut mewakili 21,67% dari modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan pascapenawaran umum.Berdasarkan prospektus ringkas tentang initial public offering/IPO yang diterbitkan perseroan, hari ini, harga penawaran dipatok Rp1.500 per saham sehingga perseroan akan mengantongi dana segar Rp975 miliar.Meski jumlah sahamnya diturunkan, perseroan membuka opsi untuk menaikkan penjatahan sampai dengan 28,34 juta saham atas nama milik pemegang saham penjual, Abdi Andre. Tujuan dilakukannya penjatahan lebih tersebut untuk menjaga stabilisasi harga agar tidak lebih rendah dari harga penawaran."Opsi penjatahan lebih hanya akan dilaksanakan apabila kelebihan pemesanan saham mencapai atau paling sedikit 4,36% dari jumlah saham yang ditawarkan," tulis manajemen perseroan.Atlas merupakan kelompok usaha tambang batu bara yang memiliki 18 anak usaha dengan sembilan izin usaha pertambangan (IUP) lisensi produksi, tiga IUP lisensi eksplorasi di Kalimantan Timur dan Sumatera Selatan, serta dua otoritas pertambangan di Papua yang saat ini masih dalam proses pengalihan ke IUP lisensi eksplorasi.Perseroan dikendalikan PT Calorie Viva Utama milik Abdi Andre, mantan bankir investasi yang 17 tahun berkarir di Citibank. Andre bermitra dengan tokoh lama yang berkecimpung di pasar modal Jay Tjandrawijaya Oentoro melalui PT Pratama Capital Indonesia dan ahli penambangan kelahiran Jerman Hans J. Kaschull. (tw)
Atlas turunkan jumlah saham perdana
JAKARTA: PT Atlas Resources Tbk, calon emiten pertambangan batu bara, menurunkan jumlah saham perdana yang akan ditawarkan ke investor publik menjadi 650 juta saham dari rencana awal sebanyak 783,33 juta lembar saham.Jumlah saham yang memiliki nilai
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Yoseph Pencawan - nonaktif
Editor : Nadya Kurnia
Topik
Konten Premium