Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Atlas Resources raih pinjaman US$95 juta

JAKARTA: PT Atlas Resources Tbk, calon emiten pertambangan batu bara, memeroleh fasilitas pinjaman sindikasi senilai US$95 juta atau setara Rp839,14 miliar dari tiga bank.Berdasarkan publikasi perseroan di surat kabar, hari ini, fasilitas pinjaman sindikasi

JAKARTA: PT Atlas Resources Tbk, calon emiten pertambangan batu bara, memeroleh fasilitas pinjaman sindikasi senilai US$95 juta atau setara Rp839,14 miliar dari tiga bank.Berdasarkan publikasi perseroan di surat kabar, hari ini, fasilitas pinjaman sindikasi tersebut terbagi dalam dua pinjaman. Namun menajemen perseroan tidak menjelaskan peruntukan fasilitas pinjaman yang telah diperoleh tersebut.Pinjaman pertama pada Agustus 2011, Atlas memeroleh senior credit facility (SCF) senilai US$45 juta yang berasal dari Bank Permata dan Bank Danamon dengan arranger Bank Permata.Pinjaman kedua diperoleh pada Oktober 2011 senilai US$50 juta yang berasal dari Bank Permata dan Bank DBS dengan arranger Bank Permata.Dalam hajatan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) yang dijadwalkan terlaksana bulan depan, Atlas mengincar dana Rp1,17 triliun hingga Rp1,48 triliun dari penawaran umum perdana 783,33 juta saham atau 25% dari total saham calon emiten batu bara itu.Perseroan yang dipimpin oleh Abdi Andre itu menawarkan sahamnya kepada publik melalui IPO di kisaran Rp1.500–Rp1.900 per saham.Belanja modalSekretaris Perusahaan Atlas Resources Aulia Setiadi sebelumnya mengungkapkan sebagian dana hasil IPO akan digunakan untuk belanja modal."Hingga 2013, kami membutuhkan belanja modal US$106 juta, di antaranya untuk bisa memproduksi batu bara sebanyak 5 juta ton, naik dari 1,3 juta ton pada 2010,” katanya.Dia menuturkan perseroan juga menyiapkan dana 20% dari hasil IPO untuk melakukan akuisisi sejumlah tambang, sehingga bisa memproduksi batu bara sebanyak 9 juta ton dalam tahun-tahun mendatang.Dalam proses IPO, Aulia menuturkan perseroan memberikan opsi kepada penjamin emisi yakni Indo Premier Securities dan UBS, untuk dapat melakukan penjatahan lebih (over allotment) sampai maksimal 117,5 juta saham atau 15% apabila terjadi kelebihan permintaan. (bsi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper