JAKARTA: Margin keuntungan produsen semen terbesar nasional, PT Semen Gresik Tbk, sampai dengan kuartal III/2011 diperkirakan bakal kembali terpangkas lantaran besarnya beban biaya energi yang ditanggung perseroan.Direktur Utama Semen Gresik Dwi Soetjipto mengatakan beban biaya energi sampai dengan kuartal ketiga tahun ini diperkirakan naik sekitar 15% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu."[Kenaikan harga batu bara] per tonnya meningkat sekitar 8%-10% sedangkan harga semen kami nggak bisa naikin karena persaingan," katanya, hari ini.Sepanjang tahun lalu, BUMN semen itu membukukan margin laba kotor dan margin laba bersih masing-masing sebesar 48% dan 25%.Namun sampai dengan enam bulan pertama tahun ini, margin laba kotor dan margin laba bersih perseroan telah terkoreksi masing-masing 2% dan 1% menjadi 46% dan 24%."Margin terkoreksi, tapi laba naik. Kondisinya kayak gitulah," ujar dia.Dwi menuturkan turunnya margin keuntungan tersebut menyebabkan perolehan laba bersih perseroan per kuartal III/2011 diperkirakan hanya naik tipis 5%-10%. Padahal realisasi pendapatan pada periode yang sama diperkirakan bakal tumbuh sekitar 10%-12%.Pertumbuhan pendapatan ditopang oleh pertumbuhan volume penjualan yang naik 10% menjadi 14,09 juta ton dibandingkan dengan kuartal III 2010 sebesar 12,85 juta ton. Sampai akhir tahun perseroan menargetkan volume penjualan sebesar 19,6 juta ton.Jika merujuk kinerja Semen Gresik per kuartal ketiga tahun lalu yang membukukan pendapatan Rp10,29 triliun, pendapatan yang bakal dibukukan perseroan pada periode sembilan bulan pertama tahun ini diperkirakan sekitar Rp11,32 triliun-Rp11,53 triliun.Adapun untuk laba bersihnya diperkirakan akan mencapai Rp2,64 triliun-Rp2,77 triliun dibandingkan kinerja periode yang sama tahun lalu Rp2,52 triliun.Menurut dia, perseroan saat ini fokus melakukan efisiensi penggunaan energi yang baru dimulai pertengahan tahun ini. "Cost kami melonjaknya banyak di awal tahun, sehingga di akhir tahun diharapkan ada penurunan cost," terang dia.Dwi menuturkan kebijakan efisiensi yang ditempuh Semen Gresik saat ini adalah menjaga stabilitas produksi, optimalisasi kapasitas produksi, dan konversi energi dengan menggunakan bahan bakar alternatif semaksimum mungkin.Selain itu, perseroan juga berencana mengakuisisi dua kuasa pertambangan (KP) batu bara di Riau dan Kalimantan.Sekretaris Perusahaan Semen Gresik Sunardi Prionomurti pernah menyatakan dalam struktur biaya produksi perseroan, biaya batu bara tercatat sekitar 27% dan merupakan komponen biaya terbesar.Sampai dengan 6 bulan pertama tahun ini, perseroan membukukan kenaikan laba bersih sebesar 15,1% menjadi Rp1,87 triliun dibandingkan dengan kinerja periode yang sama tahun lalu Rp1,63 triliun.Sejalan dengan itu, pendapatan perseroan juga dilaporkan naik 14,2% menjadi Rp7,61 triliun dibandingkan dengan kinerja periode yang sama tahun sebelumnya Rp6,66 triliun. Kenaikan pendapatan tersebut didukung oleh kenaikan volume penjualan semen di dalam negeri sebesar 9,7% menjadi 9,17 juta ton dibandingkan dengan kinerja periode yang sama 2010 sebesar 8,36 juta ton.Meski demikian, market share Semen Gresik turun menjadi 40,8% dibandingkan dengan posisi periode yang sama tahun lalu 42,7% akibat melambatnya konsumsi semen di Jawa Timur pada kuartal I/2011. (faa)
Margin keuntungan Semen Gresik terpangkas beban biaya energi
JAKARTA: Margin keuntungan produsen semen terbesar nasional, PT Semen Gresik Tbk, sampai dengan kuartal III/2011 diperkirakan bakal kembali terpangkas lantaran besarnya beban biaya energi yang ditanggung perseroan.Direktur Utama Semen Gresik Dwi Soetjipto
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Yoseph Pencawan - nonaktif
Editor : Dara Aziliya
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
6 jam yang lalu