SURABAYA: Peningkatan biaya produksi dan kenaikan harga minyak dunia menekan laba bersih perusahaan pengolahan kertas PT Suparma Tbk.
Laba bersih perusahaan berkode SPMA ini naik 10% menjadi Rp29,6 miliar pada 2010 dibandingkan dengan posisi yang sama pada 2009.Pertumbuhan laba bersih itu ditopang oleh penjualan bersih sebesar Rp1,16 triliun, tumbuh 14%, jauh di atas pertumbuhan industri pengolahan dan industri kertas serta barang cetakan.Direktur Suparma Hendro Luhur mengatakan meski realisasi penjualan sedikit melampaui target, yaitu Rp1,02 triliun, tetapi laba masih tertekan biaya ekspor yang tinggi dan distribusi dalam negeri. "Pertumbuhan penjualan bersih hanya disebabkan oleh kenaikan harga jual rata-rata produk kertas," katanya saat pelaksanaan rapat umum pemegang saham tahunan hari ini.Per 31 Desember 2010, pembengkakan anggaran beban usaha mencapai 15,5% dan kenaikan gaji pegawai mencapai 25%. Pembengkakan yang berasal dari faktor eksternal dipacu oleh kenaikan tingkat inflasi, khususnya pada komoditas pangan dan beban energi. Hal itu mengakibatkan kenaikan laba usaha lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan laba kotor. "Marjin laba kotor perseroan menjadi 9,4%." (spr)