Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sanksi AS Imbangi Kenaikan Cadangan Minyak, WTI Ditutup Menguat

Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Desember naik 0,4% atau 0,21 poin ke level US$56,46 per barel di New York Mercantile Exchange. Total volume yang diperdagangkan Kamis adalah sekitar 12% di atas rata-rata 100 hari.
Minyak West Texas Intermediate/Reuters
Minyak West Texas Intermediate/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah menguat tipis pada perdagangan Kamis (15/11/2018) karena ketegangan atas sanksi Amerika Serikat terhadap Arab Saudi mengimbangi lonjakan stok minyak mentah AS.

Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Desember naik 0,4% atau 0,21 poin ke level US$56,46 per barel di New York Mercantile Exchange. Total volume yang diperdagangkan Kamis adalah sekitar 12% di atas rata-rata 100 hari.

Sementara itu, minyak Brent untuk pengiriman Januari naik 0,50 poin ke level US$66,62 per barel di bursa ICE Futures Europe yang berbasis di London. Minyak mentah patokan global lebih tinggi US$9,94 dibanding WTI untuk bulan yang sama.

Dilansir Bloomberg, minyak mentah menguat setelah AS mengeluarkan sanksi keuangan terhadap 17 pejabat Saudi atas kematian jurnalis Jamal Khashoggi, beberapa jam setelah kerajaan menuntut 11 orang atas pembunuhan itu.

Gejolak geopolitik ini melebihi laporan pemerintah yang menunjukkan peningkatan penyimpanan minyak mentah mingguan terbesar sejak Februari 2017.

"Kenaikan stok minyak mentah besar-besaran yang kami lihat minggu demi minggu di AS menarik semua risiko geopolitik dari harga minyak mentah," kata Rob Thummel, direktur pelaksana di Tortoise, seperti dikutip Bloomberg.

“Pengumuman tentang sanksi menempatkan beberapa risiko kembali ke pasar," lanjutnya.

Di antara para pejabat yang dijatuhi sanksi adalah Saud al-Qahtani, mantan penasehat senior Putra Mahkota Muhammad bin Salman. Hukuman yang membekukan aset dan membatasi akses ke sistem keuangan AS ini dijatuhkan tidak lama setelah AS mengumumkan rencana untuk mengakhiri penerbangan pengisian bahan bakar udara untuk koalisi pimpinan Saudi yang memerangi pemberontak Houthi di Yaman.

Sementara itu, spekulasi dari pemangkasan pasokan OPEC terbaru juga menjadi sentimen positif eningkatkan harga minyak mentah. OPEC dan mitranya sedang mempertimbangkan mengurangi produksi lebih dari 1 juta barel per hari yang diajukan Arab Saudi awal pekan ini.

Meskipun demikian, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan negaranya senang dengan harga saat ini.

Rusia berkeinginan untuk melanjutkan kerja sama dengan OPEC untuk menstabilkan pasar minyak, dengan upaya yang ada setelah menunjukkan hasil positif, kata Putin.

Penguatan minyak mentah tertahan oleh laporan persediaan yang membebani harga. Persediaan minyak mentah naik 10,27 juta barel pekan lalu, sementara bensin dan pasokan distilat menurun, menurut data Energy Information Administration

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper