Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produksi Minyak Shale AS Diprediksi Terus Melaju

Harga minyak kemungkinan bakal terancam melemah dalam waktu dekat seiring dengan proyeksi badan Administrasi Informasi Energi (EIA) yang menunjukkan bahwa produksi minyak serpih AS diperkirakan akan meningkat pada Mei, kenaikan bulan keempat berturutturut.
Sebuah soket pompa yang pernah digunakan untuk membantu mengangkat minyak mentah dari sumur Eagle Ford Shale, Dewitt County, Texas, Amerika Serikat./Reuters
Sebuah soket pompa yang pernah digunakan untuk membantu mengangkat minyak mentah dari sumur Eagle Ford Shale, Dewitt County, Texas, Amerika Serikat./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak kemungkinan bakal terancam melemah dalam waktu dekat seiring dengan proyeksi badan Administrasi Informasi Energi (EIA) yang menunjukkan bahwa produksi minyak serpih AS diperkirakan akan meningkat pada Mei, kenaikan bulan keempat berturut—turut.

Dilansir dari Reuters, EIA dalam laporan produktivitas pengeboran bulanannya, Senin (16/4/2018), menunjukkan bahwa output minyak Paman Sam akan berlanjut naik pada bulan depan didiorong oleh produksi rekor di Cekungan Permian yang produktif di West Texas dan New Mexico.

“Produksi minyak akan meningkat sebesar 125.000 barel per hari [bpd] menjadi 7 juta bpd,” papar EIA.

Di antaranya, EIA memaparkan, produksi di Cekungan Permian diperkirakan melonjak 73.000 bpd menjadi 3,2 juta bpd, terbesar menurut catatan sejak tahun 2007.

Perluasan produksi di kawasan ini telah menyebabkan kemacetan karena jaringan pipa yang mengangkut minyak mentah telah mengisi lebih cepat dari yang diperkirakan.

Adapun, output di Bakken diperkirakan akan meningkat 15.000 bpd menjadi 1,2 juta bpd, tertinggi sejak Juli 2015.

Di ladang shale Eagle Ford, produksi akan meningkat 24.000 bpd menjadi 1,3 juta bpd, terbesar sejak Mei 2016. Selebihnya, pemingkatan output terjadi di kawasan lain.

Sebagai informasi, produksi minyak shale AS saat ini telah mencapai rekor sebesar 10,5 juta bph, menyalib produsen papan atas Arab Saudi dan diperkirakan terus melaju melampaui produsen terbesar dunia Rusia yang telah memproduksi komoditas energi tersebut sebanyak 11 juta bph.

Peningkatan output minyak shale AS selama ini telah menjadi penekan bagi pergerakan reli harga minyak karena menimbulkan kebanjiran pasokan minyak global, kontras dengan upaya organisasi negara pengekspor minyak (OPEC) untuk menciptakan keseimbangan pasar dengan memangkas produksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Eva Rianti
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper