Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Ritel AS Turun, Pasar Asia Terseret Wall Street

Sejumlah indeks saham di Asia bergerak turun pada perdagangan pagi ini, Kamis (15/3/2018), mengekor pelemahan bursa saham Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu.
bursa asia
bursa asia

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah indeks saham di Asia bergerak turun pada perdagangan pagi ini, Kamis (15/3/2018), mengekor pelemahan bursa saham Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu.

Indeks Topix Jepang turun 0,2% pada pukul 9.09 pagi waktu Tokyo (pukul 07.09 WIB), sedangkan indeks S&P/ASX 200 di Australia turun 0,2% dan indikator indeks Hang Seng Hong Kong melemah 0,8%.

Sementara itu, indikator indeks S&P 500 dilaporkan naik kurang dari 0,2% pagi ini, setelah melemah sekitar 0,6% pada akhir perdagangan Rabu (14/3). Indeks S&P 500 berakhir melemah 0,57% atau 15,83 poin di 2.749,48 pada perdagangan kemarin.

Dilansir Bloomberg, S&P 500 melemah untuk hari ketiga menyusul laporan penjualan ritel yang turun untuk bulan ketiga berturut-turut pada Februari. Hal ini memicu kekhawatiran perlambatan belanja konsumen pada negara berkekuatan ekonomi terbesar di dunia tersebut.

Departemen Perdagangan AS melaporkan penjualan ritel turun 0,1% bulan lalu. Sementara itu, data penjualan ritel pada Januari direvisi untuk menunjukkan penurunan penjualan sebesar 0,1%, alih-alih turun 0,3% seperti dilaporkan sebelumnya.

Penurunan penjualan ritel selama tiga bulan berturut-turut tersebut adalah yang pertama kalinya sejak April 2012.

Dilansir Reuters, penurunan penjualan ritel yang terus berlanjut mengejutkan karena tingkat kepercayaan konsumen berada di level tertinggi lebih dari 17 tahun setelah realisasi paket pemotongan pajak dan pasar tenaga kerja yang terus menghasilkan pekerjaan.

Penjualan ritel yang tidak bergairah memberi indikator ekonomi utama terakhir sebelum pengambilan keputusan dalam pertemuan kebijakan The Fed pekan depan.

Imbal hasil obligasi dan dolar AS pun turun akibat spekulasi bahwa bank sentral AS The Federal Reserve tidak akan mempercepat laju kenaikan suku bunga acuannya.

Meskipun potensi penaikan suku bunga dalam pertemuan tersebut telah cukup diantisipasi, tetap ada pertanyaan apakah para pembuat kebijakan AS mengangkat ekspektasi mereka untuk mempercepat laju kenaikan di masa mendatang.

The Federal Reserve Bank of Atlanta memangkas proyeksi pertumbuhan kuartal pertama, dengan model GDPNow-nya saat ini memproyeksikan ekspansi sebesar 1,9%, turun dari 2,5% sebelum rilis data ritel.

Di sisi lain, harga minyak beringsut lebih tinggi pagi ini. OPEC menaikkan ekspektasinya untuk pertumbuhan pasokan dari AS dan produsen lainnya untuk bulan keempat berturut-turut, sementara persediaan minyak mentah AS naik lebih dari yang diantisipasi pekan lalu.

Adapun harga bitcoin turun ke level terendah dalam lebih dari sebulan setelah Google menyatakan akan melarang iklan-iklan online yang mempromosikan cryptocurrency dan initial coin offering (ICO).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper