Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Wall Street kembali memerah. Pergerakan tiga indeks saham acuan di bursa Amerika Serikat (AS) melemah pada akhir perdagangan Rabu (14/3/2018), setelah Presiden Donald Trump berupaya menjatuhkan tarif baru kepada China.
Hal ini mengintensifkan kekhawatiran akan perang dagang yang dapat meningkatkan biaya serta merugikan penjualan luar negeri untuk perusahaan-perusahaan AS.
Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 0,1% atau 248,91 poin di level 24.758,12, indeks S&P 500 melemah 0,57% atau 15,83 poin di 2.749,48, sedangkan indeks Nasdaq Composite turun 0,19% atau 14,20 poin dan ditutup di level 7.496,81.
Pada Rabu, pihak Gedung Putih menyatakan pemerintahan Trump menekan China untuk mengurangi surplus perdagangannya dengan Amerika Serikat sebesar US$100 miliar,
Menurut sumber terkait, Trump berupaya mengenakan tarif hingga US$60 miliar dolar terhadap impor China, dengan menargetkan sektor teknologi, telekomunikasi, dan pakaian jadi.
Seiring dengan berakhirnya musim pelaporan keuangan korporasi, perkembangan terakhir di Washington lebih disoroti oleh investor, menurut Brad McMillan, kepala investasi di Commonwealth Financial Network di Waltham, Massachusetts.
“Tentu, dari sudut pandang ekonomi, efek potensial dari tarif terus menggoyahkan pasar. Kami berada dalam masa berkubang dimana tidak ada kabar baik yang keluar,” lanjutnya, sperti dikutip Reuters.
Trump telah memberlakukan tarif impor baja dan aluminium serta terhadap panel surya dan mesin cuci, yang memicu ancaman pembalasan serupa dari beberapa mitra dagang.
Saham Boeing Co, yang menurut para investor mungkin sangat rentan terhadap aksi balas, turun 2,5%, sekaligus memimpin pelemahan pada Dow Jones.
Bursa saham sempat mengikis pelemahannya setelah analis ekonomi dan komentator Larry Kudlow, yang telah mendukung langkah-langkah perdagangan bebas di masa lalu, mengatakan pada hari Rabu bahwa dia telah menerima tawaran untuk menggantikan Gary Cohn sebagai penasihat ekonomi utama Gedung Putih.
Dalam sebuah wawancara dengan CNBC sebelum pasar tutup, Kudlow menuturkan keyakinannya bahwa tindakan perdagangan yang ketat terhadap China diperlukan.
Turut membebani sentimen investor adalah data yang menunjukkan penjualan ritel AS turun untuk bulan ketiga berturut-turut pada Februari. Ini menunjukkan perlambatan dalam hal pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama.
Saham finansial turun 1,2%, mengikuti pelemahan pada imbal hasil obligasi AS.