Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga CPO Rendah, Permintaan dari India Naik

Harga minyak kelapa sawit atau crude palm oil melemah 3 sesi berturut-turut seiring dengan ekspektasi produksi yang akan meningkat pada Maret. Menurunnya harga CPO dinilai akan mendorong penguatan permintaan dari India.
Ilustrasi./JIBI
Ilustrasi./JIBI

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak kelapa sawit atau crude palm oil melemah 3 sesi berturut-turut seiring dengan ekspektasi produksi yang akan meningkat pada Maret. Menurunnya harga CPO dinilai akan mendorong penguatan permintaan dari India.

Manager penjualan institusional Okachi Malaysia Sdn yang berbasis di Kuala Lumpur Marcello Cultrera menuturkan, pasar saat ini tengah fokus pada prospek untuk bulan Maret setelah India meningkatkan bea masuk pada komoditas CPO.

Seperti diketahui, India menerapkan kenaikan bea masuk CPO sejak November menjadi 30% per kilogram (kg), atau naik 100% dari dari level sebelumnya sebesar 15% per kg. Penerapan naik turunnya bea masuk tersebut dinilai sesuai dengan situasi demand dan suplai minyak nabati substitusi di dalam negeri.

“Harga harus turun untuk menarik permintaan, terutama menjelang adanya perayaan—peranyaan atau festival yang dirayakan di negara importir papan atas tersebut,” kata Cultrera, seperti dilansir dari Bloomberg, Senin (5/3/2018).

Harga rupanya terpantau bergerak menurun. Pada penutupan perdagangan Jumat (2/3/2018), harga CPO ditutup melemah 75 poin atau 2,94% menjadi 2.474 per ton.

Pelemahan berlanjut, pada perdagangan Senin (5/3) pukul 13.30 WIB, harga minyak kelapa sawit tercatat melemah 20 poin atau 0,81% menjadi 2.454 ringgit per ton. Angka tersebut merupakan pelemahan 3 sesi berturut—turut. Sepanjang tahun, harga tercatat turun 3%.

Cultrera mengatakan, India sangat bergantung pada impor dan olein minyak nabati dan masih merupakan produk tradisional untuk permintaan pada momen ramadan. Sementara China diprediksi tidak akan membeli CPO sampai persediaan di pelabuhan jatuh di bawah level 200.000 ton atau sampai margin impor pulih.

Menurut informasi dari Ketua Umum Asosiasi Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Joko Supriyono mengatakan, kebutuhan minyak nabati dalam negeri India mencapai 20 juta ton per tahun. Namun rata—rata India mengimpor sekitar 15 juta ton minyak nabati per tahun.

Selain memasok minyak kelapa sawit, kebutuhan negeri Hindia juga ditopang produksi dalam negerinya seperti soybean oil dan rapesheed dengan total produksi hingga 6 juta ton. India juga melakukan impor terhadap nabati lain seperti sunflower oil untuk memenuhi total kebutuhan tersebut.

Menurutnya, permintaan CPO India cukup besar untuk memenuhi kebutuhan industri makanan dalam negeri mengingat harga CPO jauh lebih murah dibandingkan dengan harga minyak nabati lain yang diproduksi di India.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Eva Rianti
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper