Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Lokal Unjuk Gigi Kala Asing Kabur Rp50 Triliun di Pasar Saham

Investor asing mencatatkan net sell atau aksi jual bersih sebesar hampir Rp50 triliun pada pasar saham Indonesia.
Selasa, 22 April 2025 | 06:00
Pengunjung beraktivitas di main hall Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (8/1/2025)./JIBI/Bisnis/Abdurachman
Pengunjung beraktivitas di main hall Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (8/1/2025)./JIBI/Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Investor lokal mulai unjuk gigi di pasar saham Tanah Air. Terbukti ketika investor asing melanjutkan aksi jual bersih atau net sell kemarin, IHSG masih dapat menghijau.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG ditutup menguat 0,12% atau 7,69 poin menjadi 6.445,96 pada Senin (21/4/2025). Namun, pada periode tahun berjalan IHSG anjlok 8.95%.

Penguatan IHSG itu terjadi ketika investor asing melanjutkan aksi jual senilai Rp686,59 miliar. Sejak awal tahun, dana asing sudah menguap dari lantai bursa senilai Rp50,23 triliun.

Dilihat dari komposisi investor, kini investor lokal tampak lebih mendominasi. Sepanjang perdagangan kemarin, komposisi invetor lokal mencapai 75% sedangkan asing sebesar 25%.

Sejak awal tahun, kontribusi investor asing sudah berkurang menjadi 40% dan sisanya 60% dikuasai oleh investor domestik.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menjelaskan aksi jual investor asing ini seiring dengan perang tarif yang dimulai oleh Amerika Serikat.

Agar modal asing bisa kembali ke pasar modal Indonesia, dia menyebut ada dua pertanyaan yang harus terjawab. 

"Sebetulnya yang dinantikan itu adalah mungkin jawaban seberapa lama perang tarif ini akan berlangsung, dan seberapa besar eskalasi perang tarif ini terhadap prospek perdagangan global," kata Nico, Senin (21/4/2025). 

Nico menjelaskan sejauh ini situasi dan kondisi masih cukup rentan, terutama karena Indonesia adalah emerging market. Dengan demikian, suka atau tidak suka, sentimen global akan memainkan peranan yang sangat penting saat ini. 

Terlebih lagi, data ekonomi dalam negeri juga tidak begitu mendukung untuk meredam volatilitas pasar saat ini. 

"Apabila dalam negeri cukup kuat secara data ekonomi, maka kami yakin ketidakpastian dunia justru akan membuat capital inflow datang ke Indonesia karena daya tahan dan fundamentalnya," ujar Nico.

Adapun, sejumlah saham perbankan big caps seperti BBCA, BMRI, BBRI, dan BBNI menjadi saham-saham yang paling banyak dijual investor asing selama tiga bulan terakhir.

Net foreign sell pada BBCA misalnya telah mencapai Rp11,1 triliun selama tiga bulan. Kemudian nilai jual bersih asing pada BMRI mencapai Rp9,6 triliun, BBRI sebesar Rp5,3 triliun, dan BBNI mencatatkan net foreign sell sebesar Rp3,2 triliun sepanjang tiga bulan terakhir.

Nico menuturkan maraknya aksi jual investor asing pada saham-saham perbankan ini karena kinerja saham-saham perbankan yang mulai melambat di tengah tekanan akan situasi dan kondisi yang ada saat ini. 

Apalagi, lanjutnya, perekonomian dalam negeri juga mulai melambat di mana menyebabkan aktivitas transaksi perbankan juga mulai menurun. 

Namun, kata Nico, penyaluran kredit perbankan mencapai Rp7.782 triliun atau tumbuh 10,27% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, dengan kredit investasi tumbuh 13,22%, kredit konsumsi 10,37% dan kredit modal kerja tumbuh 8,4%. 

Selain itu, dana pihak ketiga (DPK) perbankan juga tumbuh 5,51% YoY menjadi Rp8.879 triliun, dengan giro naik 6,86%, tabungan naik 6,59%, dan deposito tumbuh 3,49%. NPL juga masih berada dalam kategori aman pada kisaran 2,18%, dengan return on asset (ROA) juga berada pada 2,34% yang menunjukkan sektor perbankan tetap kuat dan stabil. 

"Rotasi sektor kerap akan dilakukan oleh investor asing, atau mencari tempat lain yang mampu untuk memberikan return yang lebih maksimal," tuturnya. 

Selain itu, kata dia, investor asing juga kerap berinvestasi disaham saham yang berkapitalisasi pasar besar, seperti perbankan yang mendominasi di IHSG. Sehingga ketika ada potensi capital outflow, maka saham perbankan akan dilepas.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper