Bisnis.com, JAKARTA – Persediaan minyak kelapa sawit (CPO) di Malaysia jatuh pada periode Februari lantaran produksi di negara produsen kedua terbesar di dunia itu turun ke level terendah dalam setahun.
Menurut perkiraan rata—rata 10 pekebun, pedagang, dan analis yang disurvei oleh Bloomberg, stok CPO Malaysia pada periode Februari menjadi 2,39 juta ton, turun 6,3% dari periode Januari. Level tersebut merupakan angka terendah sejak Oktober.
Kondisi itu dinilai akibat menurunnya produksi ke level terendah dalam 1 tahun. “Produksi CPO mentah kemungkinan turun 12% menjadi 1,4 juta ton, terendah sejak Februari 2017,” paparnya.
Sementara itu, ekspor diproyeksikan mengalami penurunan 12% menjadi 1,33 juta ton, yang merupakan penurunan terbesar juga dalam setahun. Data resmi terkait informasi tersebut akan dirilis oleh Dewan Minyak Sawit Malaysia pada 12 Maret mendatang.
“Hujan terus menghambat aktivitas ladang hampir sepanjang Februari dan dengan jumlah hari yang lebih sedikit pada bulan itu, produksi minyak kelapa sawit Malaysia dipatok lebih rendah,” kata Nagaraj Meda, Manajing Director Hyderabad yang berbasis TransGraph Consulting Pvt.
Meda menuturkan, produksi kemungkinan bisa naik sekitar 18% pada Maret sehingga meningkatkan persediaan, kecuali jika impor meningkat lebih dari 7%.
Baca Juga
Sementara itu, harga CPO terpantau mengalami pelemahan 3 sesi perdagangan berturut—turut. Pada perdagangan Senin (5/3/2018) pukul 13.30 WIB, harga minyak kelapa sawit tercatat melemah 20 poin atau 0,81% menjadi 2.454 ringgit per ton.
Angka tersebut merupakan pelemahan 3 sesi berturut—turut. Sepanjang tahun, harga tercatat melemah 3%.