Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah Amerika Serikat menembus level US$65 per barel untuk pertama kalinya dalam lebih dari tiga tahun, setelah cadangan minyak negara turun untuk minggu ke-10 berturut-turut.
Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Maret melonjak 1,8% atau 1,14 poin ke level US$65,61 per barel di New York Mercantile Exchange, level tertinggi sejak Desember 2014. Total volume yang diperdagangkan sekitar 52% di atas rata-rata 100 hari perdagangan terakhir.
Sementara itu, minyak Brent untuk pengiriman Maret naik 0,81% atau 0,57 poin ke level US$70,53 di bursa ICE Futures Europe yang berbasis di London. Minyak mentah patokan global diperdagangkan lebih mahal US$4,92 dibanding WTI.
Dilansir Bloomberg, cadangan minyak mentah AS tergelincir pekan lalu ke level terendah sejak Februari 2015 sementara persediaan di pusat penyimpanan terbesar di negara itu juga melemah, menurut data pemerintah.
Energy Information Administration pada hari Rabu menyatakan produksi minyak mentah AS naik untuk minggu kedua berturut-turut menjadi 9,88 juta barel per hari. Persediaan minyak di pusat penyimpanan di Cushing, Oklahoma, turun ke level terendah sejak Januari 2015.
"Permintaan melebihi pasokan. Kesepakatan OPEC membantu dan kepatuhan mereka relatif kuat," ungkap Brian Kessens dari Tortoise Capital Advisors LLC, seperti dikutip Bloomberg
Sementara itu, CEO Lukoil PJSC, Vagit Alekperov pada Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, mengatakan dia berharap pasokan dan permintaan di seluruh dunia mencapai keseimbangan pada bulan April.