Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Pangkas Proyeksi Harga Minyak, WTI Anjlok ke Level 43

Pergerakan harga minyak mentah dunia turun lebih dari satu persen pada perdagangan malam ini (Selasa, 11/7/2017), setelah sejumlah perusahaan perbankan memangkas proyeksi harga minyak akibat berlanjutnya kelebihan suplai global.
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan harga minyak mentah dunia turun lebih dari satu persen pada perdagangan malam ini (Selasa, 11/7/2017), setelah sejumlah perusahaan perbankan memangkas proyeksi harga minyak akibat berlanjutnya kelebihan suplai global.

Harga minyak WTI kontrak Agustus 2017 merosot 1,08% atau 0,48 poin ke US$43,92 per barel pada pukul 18.15 WIB, setelah dibuka dengan kenaikan 0,41% di posisi 44,58.

Adapun patokan Eropa minyak Brent untuk kontrak September 2017 melorot 1,11% atau 0,52 poin ke US$46,36, setelah dibuka dengan kenaikan 0,23% atau 0,11 poin di posisi 46,99.

BNP Paribas telah memangkas proyeksinya untuk minyak Brent sebesar US$9 menjadi US$51 per barel untuk tahun 2017 dan sebesar US$15 menjadi US$48 untuk tahun 2018.

“Keadaan mendasar telah memburuk,” kata Harry Tchilinguirian, head of oil strategy di BNP Paribas, kepada Reuters Global Oil Forum.

Barclays juga memangkas proyeksi Brent menjadi US$52 per barel untuk tahun 2017 dan 2018 dari US$55 dan US$57 pada masing-masing tahun itu.

Namun demikian, tanda-tanda permintaan jangka pendek yang kuat membantu membendung pelemahan. Permintaan bensin cenderung meningkat pada musim yang berlangsung di belahan bumi utara di tengah aktivitas para pengendara Amerika Serikat (AS).

“Data permintaan bensin AS mingguan dibandingkan dengan rata-rata lima tahun juga terus meningkat dari tahun ke tahun,” papar Bank of America Merrill Lynch, seperti dikutip dari Reuters.

Meskipun begitu, permintaan bensin di AS disebut mungkin telah mencapai puncaknya secara absolut tahun lalu. Pengetatan struktural pun diperkirakan tidak terjadi begitu puncak permintaan pada musim panas berakhir.

Harga minyak mentah mencapai sekitar 18% di bawah level awal tahun ini meskipun organisasi negara-negara pengekspor minyak (OPEC) beserta sejumlah produsen non-OPEC sepakat untuk memangkas produksi sekitar 1,8 juta barel per hari (bph).

Meski upaya pembatasan produksi disepakati akan dipertahankan hingga Maret 2018 demi mengurangi kelebihan suplai global, produksi di negara-negara lain terus meningkat.

Produksi minyak AS (C-OUT-T-EIA) telah melonjak lebih dari 10% sepanjang tahun lalu menjadi 9,34 juta bph. Nigeria dan Libya, anggota OPEC yang dibebaskan dari kesepakatan ini, juga meningkatkan produksi.

“OPEC belum mengatasi masalah kenaikan produksi ini,” jelas Goldman Sachs.

Menurut Goldman, tanpa pemangkasan lebih lanjut oleh OPEC dan produsen lainnya ataupun penurunan persediaan minyak yang signifikan dan penurunan aktivitas pengeboran di AS, harga minyak mentah bisa turun di bawah US$40 per barel.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper