Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Yield SUN Turun, Penerbitan Obligasi Korporasi Marak

Penerbitan obligasi korporasi kian marak seiring dengan menurunnya yield surat utang negara, seiring dengan membaiknya ekonomi domestik.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Penerbitan obligasi korporasi kian marak seiring dengan menurunnya yield surat utang negara, seiring dengan membaiknya ekonomi domestik.

Muhamad Alfatih, analis PT Samuel Sekuritas Indonesia, mengungkapkan surat utang negara (SUN) dengan tenor 10 tahun saat ini berada di kisaran 7,05% - 7,15%. Menurutnya, yield SUN bertenor 10 tahun sudah jauh lebih rendah ketimbang awal tahun ini.

"Selain yield makin rendah, investor asing juga masih percaya," ungkapnya saat ditemui Bisnis pada Jumat (5/5/2017).

Hingga akhir tahun, pergerakan yield obligasi masih sangat dipengaruhi oleh sentimen luar negeri. Dia mencontohkan, sebelumnya, Bank Sentral Amerika menaikkan Fed Fund Rate (FFR) sehingga yield SUN 10 tahun sempat terkerek.

Dia memproyeksikan bila keadaan geopolitik dan sentimen dari ekonomi global tidak begitu baik, maka yield SUN 10 tahun berpotensi terkerek menjadi 7,4%. Namun, hingga akhir tahun, sambungnya, yield SUN 10 tahun sangat berpotensi terkoreksi hingga menuju  level 6,8%.

Alfatih memproyeksikan harga obligasi pun berpotensi naik di tengah masih bagusnya likuditas di pasar obligasi.

Sementara itu, Analis Fix Income MNC Sekuritas I Made Saputra yang memprediksi harga SUN berpotensi tertekan di tengah kenaikan imbal hasil surat utang global serta penurunan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang didorong oleh The Fed yang mengindikasikan rencana untuk mempertahankan jalur kenaikan suku bunga saat ini.

Dari sisi penerbitan obligasi korporasi, Made menilai bila korporasi menerbitkan obligasi, maka cost of fund akan lebih murah ketimbang penerbitan pada awal tahun. Dia mengungkapkan kupon yang ditawarkan kepada investor sangat bergantung dengan rating obligasi dan sektor perusahaan.

Dalam catatan Bisnis, BUMN berencana mengincar dana senilai Rp157 triliun dari pasar modal melalui mekanisme penerbitan obligasi, penyelenggaraan sekuritisasi aset dan penawaran umum saham perdana (IPO) anak usaha BUMN untuk keperluan pendanaan perusahaan.

Sampai April 2017, obligasi perusahaan plat merah yang telah ditawarkan mencapai Rp12,25 triliun. Emisi obligasi  itu diterbitkan oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk., senilai Rp5,1 triliun, PT Waskita Karya Tbk., Rp1,65 triliun, dan PT Hutama Karya Rp5,5 triliun.

Adapun beberapa emiten plat merah sektor konstruksi yang berencana menerbitkan obligasi adalah Waskita Karya, PT Wijaya Karya Tbk., PT Adhi Karya  Tbk., dan PT PP Tbk..

Sementara itu, BUMN lain yang berencana menerbitkan obligasi lainnya adalah PT Semen Indonesia (Persero) Tbk., PT Timah (Persero) Tbk., PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk., PT Pupuk Indonesia (Persero), PT Pembiayaan Nasional Madani (Persero).

Bulan lalu BEI sempat memproyeksikan penerbitan emisi obligasi baru bisa hanya Rp100 triliun atau sama dengan nilai emisi baru tahun lalu. Namun, proyeksi itu mungkin naik di tengah optimisnya pemulihan ekonomi domestik.

Badan Pusat Statistik (BPS) baru merilis pertumbuhan ekonomi kuartal I/2017 pada level 5,01% year on year.

Angka pertumbuhan ekonomi domestik memang lebih rendah dibandingkan dengan proyeksi pemerintah yang sebesar 5,1% year on year, akan tetapi lebih baik dari tahun sebelumnya. Sebagai informasi, pertumbuhan ekonomi kuartal I/2016 tercatat 4,92% year on year.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper