Bisnis.com, MANADO -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bakal menggelar sosialisasi kepada sejumlah perusahaan yang berpotensi menjadi perusahaan publik di Sulawesi Utara. Ini dilakukan agar perusahaan daerah kian berminat melepas sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Ahmad Husein, Kepala Bagian Pasar Modal OJK Perwakilan Sulawesi Utara, Gorontalo, dan Maluk Utara mengatakan hingga saat ini belum ada perusahaan lokal Sulut yang menjadi perusahaan terdaftar atau emiten di BEI. Padahal, Dinas Perindustrian & Perdagangan Sulut melansir ada sekitar 30 perusahaan di Sulut yang potensial melepas saham ke publik.
Menurut Ahmad, pekan depan OJK akan mengundang beberapa perusahaan tersebut untuk mengikuti diskusi terarah (focus group discussion) di Makassar. Diskusi itu bakal membahas seluk-beluk penawaran umum perdana atau IPO. Rencananya, kegiatan serupa juga bakal digelar di Manado dalam waktu dekat. "Perusahaan-perusahaan yang modalnya di atas Rp10 miliar kami dorong untuk IPO," ujarnya kepada Bisnis.com, Rabu (5/4/2017).
Dia mengimbuhkan, dalam waktu dekat OJK juga akan menggelar kegiatan serupa di Manado. Sosialisasi menurutnya perlu gencar dilakukan karena pemahaman perusahaan daerah terhadap IPO terbilang minim. Ahmad mencontohkan, pemilik perusahaan khawatir pengelolaan bakal berpindah tangan bila melepas saham ke publik.
Padahal, pemilik lama tetap memiliki kontrol terhadap pengelolaan perusahaan. Pasalnya, setelah IPO, jumlah pemegang saham publik harus lebih dari 1.000 pihak untuk papan utama dan 500 pihak untuk papan pengembangan.
Ahmad mengimbuhkan, ketiadaan perusahaan yang menjadi pionor di Sulut juga membentuk kendala psikologis. "Karena belum ada yang IPO, mereka menunggu dulu yang lain untuk IPO. Mudah-mudahan Bank Sulut bisa menjadi pionir," ujarnya.
Untuk diketahui, PT BPD Sulawesi Utara & Gorontalo berniat menggelar IPO pada 2018. IPO bakal dilakukan bila kinerja bank tersebut memenuhi harapan pemegang saham.