Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas 2017 Diprediksi Merosot

Harga emas diprediksi cenderung melemah pada 2017 seiring dengan perbaikan ekonomi global dan kebijakan pengetatan suku bunga oleh Federal Reserve.
Emas batangan/Reuters
Emas batangan/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas diprediksi cenderung melemah pada 2017 seiring dengan perbaikan ekonomi global dan kebijakan pengetatan suku bunga oleh Federal Reserve.

Pada perdagangan Jumat (9/12) pukul 18:52 WIB, harga emas spot turun 5,47 poin atau 0,47% menuju ke US$1.165,31 per troy ounce. Kenaikan harga sepanjang tahun berjalan anjlok ke 9,8%, setelah sebelumnya mencapai 28,77% pada 8 Juli 2016.

Penguatan emas terdorong oleh pelemahan dolar. Pada penutupan pekan kemarin, indeks dolar terpantau turun 0,27 poin atau 0,27% menuju ke 100,77. Angka ini menunjukkan kenaikan 2,17% sepanjang tahun berjalan.

Barnabas Gan, ekonom Oversea-Chinese Banking Corp (OCBC) Singapura, mengatakan tren harga emas pada 2017 bakal melemah. Pada kuartal I, harga akan berada di posisi US$1.175 per troy ounce, kuartal II US$1.150 per troy ounce, kuartal III US$1.125 per troy ounce, dan US$1.100 di kuartal terakhir.

Harga emas kini sudah merosot selama lima minggu terakhir akibat terpilihnya Donald Trump sebagai presiden AS yang meningkatkan optimisme pertumbuhan ekonomi Paman Sam dan rencana pengerekan suku bunga The Fed. Diperkirakan Bank Sentral AS itu bakal menaikkan suku bunga sebanyak dua kali pada 2017.

"Dalam waktu dekat, suku bunga diperkirakan naik 25 basis poin pada minggu depan. Ini akan menguatkan dolar dan memukul emas," paparnya seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (9/12/2016).

Streetwise Reports LLC dalam risetnya menyampaikan, ekspektasi pengerekan suku bunga The Fed pada Desember menyebabkan menguatnya dolar AS, sedangkan emas terus mengalami pelemahan. Bila jatuh ke bawah US$1.100, maka selanjutnya harga akan bergerak di US$1.075--US$1.080 per troy ounce.

"Dalam waktu dekat masih ada peluang harga untuk memantul, tetapi aksi jual masih mendominasi," paparnya.

Pengerekan suku bunga The Fed tidak lantas membuat pasar emas hancur, karena dalam dua sampai tiga bulan ke depan harga akan membaik. Salah satu faktor pendukung ialah ekspektasi tumbuhnya inflasi global yang menguatkan tren suku bunga negatif.

Menurut Streetwise, lingkungan suku bunga negatif membuat harga emas tumbuh subur. Sejumlah bank sentral yang menerapkan suku bunga negatif ialah Jepang, Swiss, Denmark, Swedia, dan Eropa.

Keputusan bank sentral melakukan Negative Interest Rate Policies (NIRP) menandakan proyeksi perekonomian global yang belum bagus, sehingga permintaan aset heaven seperti emas bakal meningkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper