Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mandiri Sekuritas Tangani IPO Anak BUMN 2017

PT Mandiri Sekuritas tengah menangani rencana penawaran perdana saham (initial public offering/IPO) anak Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada tahun depan.

Bisnis.com, JAKARTA--PT Mandiri Sekuritas tengah menangani rencana penawaran perdana saham (initial public offering/IPO) anak Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada tahun depan.

Direktur Utama PT Mandiri Sekuritas Silvano Rumantir mengaku tengah memproses rencana IPO sejumlah calon emiten untuk periode 2017. Tahun ini, Mansek tak lagi menyimpan pipeline calon emiten untuk menggelar penawaran saham perdana.

"Sudah ada beberapa di pipeline, ada anak usaha BUMN dan swasta. Kalau anak usaha BUMN itu sejalan dengan program pemerintah yang ingin mendorong anak usaha BUMN," ujarnya kepada Bisnis.com akhir pekan lalu.

Calon emiten itu bergerak di berbagai sektor. Target perolehan dana yang ingin diraup dari IPO juga terbilang jumbo. Semakin besar ukuran calon emiten, peluang investor untuk masuk kian lebar.

Kendati demikian, dia memerkirakan korporasi masih akan memburu pasar surat utang pada tahun depan ketimbang go public. Pemicunya, suku bunga acuan dan imbal hasil surat berharga negara (SBN) yang kompetitif. "Tapi mudah-mudahan lebih banyak IPO dibanding tahun ini."

Secara terpisah, Direktur PT Investa Saran Mandiri Hans Kwee, menilai pesimistis target otoritas bursa untuk menggaet calon emiten pada 2017 bakal terealisasi. Seperti tahun-tahun sebelumnya, target itu diproyeksi kembali dipangkas menjelang paruh kedua.

Dia memerkirakan, realisasi IPO pada tahun depan tidak terlalu atraktif, hanya mencapai 25-30 emiten. Namun, perolehan itu sedikit lebih baik ketimbang capaian tahun ini.

Kondisi pasar tahun depan yang volatil diproyeksi membuat calon emiten menimbang ulang rencana go public. Dia tidak terlalu optimistis memandang kondisi market tahun depan seiring dengan rencana penaikkan suku bunga Fed Fund Rate (FFR) oleh bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve.

Penaikkan suku bunga The Fed membuat pasar saham di emerging market, termasuk Indonesia, terjadi volatilitas yang tinggi. Kondisi itu membuat korporasi akan menahan rencana penawaran saham perdana.

Pengerekan suku bunga oleh The Fed, diprediksi akan segera disesuaikan oleh Bank Indonesia dengan menaikkan BI Rate. Rendahnya level BI Rate saat ini membuat ruang bank sentral untuk menyesuaikan The Fed semakin besar.

Penyesuaian BI Rate diproyeksi menekan pertumbuhan ekonomi domestik pada 2017. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga bakal melemah lantaran kenaikan suku bunga The Fed dan kebijakan Donald J. Trump.

"Kemungkinan perusahaan akan masuk ke pasar saham, sebagian masih lewat obligasi, tapi pasti ada juga saham. Seharusnya IPO tahun depan itu lebih bagus sedikit dari tahun ini. Tapi kalau 2018 akan sangat bagus," tuturnya.

Dia memerkirakan, IHSG pada tahun depan akan bergerak pada level 5.700-5.800. Sedangkan, akhir tahun ini, IHSG diproyeksi ditutup pada level 5.300-5.350.

Sebanyak 146 perusahaan berminat melepas saham ke publik lewat mekanisme penawaran umum perdana di Bursa Efek Indonesia.

Tito Sulistio, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, mengatakan sepanjang tahun ini 146 perusahaan itu sudah mendatangi Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk menyampaikan niat menggelar IPO. Mereka belum memastikan waktu yang tepat untuk IPO karena menanti kondisi pasar yang tepat sembari membenahi urusan internal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper