Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA MINYAK: Cadangan AS Anjlok, Harga Dekati Kisaran US$50 Per Barel

Harga minyak mentah semakin bergerak menguat menghampiri level US$50 per barel pada awal perdagangan hari ini, Rabu (25/5/2016) menyusul laporan penurunan drastis persediaan AS minggu lalu.
Pertambangan minyak di lepas pantai/Antara
Pertambangan minyak di lepas pantai/Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah semakin bergerak menguat menghampiri level US$50 per barel pada awal perdagangan hari ini, Rabu (25/5/2016) menyusul laporan penurunan drastis persediaan AS minggu lalu.

Harga minyak WTI kontrak Juli melesat sebesar 1,34% atau 0,65 poin ke US$49,27 per barel pada pukul 11.00 WIB setelah dibuka dengan penguatan sebesar 0,97% di US$49,09 per barel.

Pada saat yang sama, patokan Eropa minyak Brent untuk kontrak Juli juga terpantau menanjak 1,17% atau 0,57 poin ke US$49,18 per barel, setelah dibuka dengan kenaikan signifikan sebesar 1,13% ke posisi 49,16 sebelumnya.

Seperti dilansir Reuters hari ini, harga minyak mentah AS mencapai level tertingginya dalam lebih dari tujuh bulan pasca rilis data industri yang mengindikasikan penurunan stok minyak mentah AS yang lebih besar dari perkiraan.

Pasar minyak global juga mendapat dukungan dengan adanya lonjakan saham-saham AS serta menguatnya data penjualan rumah AS.

Stok minyak mentah AS jatuh sebesar 5,1 juta barel ke 536,8 juta minggu lalu, menurut data American Petroleum Institute yang dirilis kemarin, dua kali lebih besar dari perkiraan para analis dalam survey oleh Reuters.

Penurunan tersebut dikontribusikan oleh penurunan impor akibat kebakaran yang melanda wilayah minyak di Kanada, meski beberapa produsen telah memulai kembali operasinya.

Para investor sekarang sedang menanti konfirmasi penurunan besar tersebut dari rilis resmi badan informasi energi AS, Energy Information Administration (EIA).

"Secara teknis, market bersiap melihat pergerakan WTI ke atas US$50 per barel. Akan menarik untuk menyaksikan apa yang akan terjadi selanjutnya,” kata Ben Le Brun, market analyst OptionsXpressTechnically di Sydney.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper