Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Diprediksi Sentuh US$60 Tahun Depan

Harga minyak berpotensi ke level US$60 pada tahun depan bila produksi shale oil Amerika Serikat mulai mengalami penurunan sampai akhir tahun ini. Harapannya, penurunan produksi minyak Amerika Serikat itu bisa mengurangi beban surplus pasokan minyak.
Pada pekan lalu, data EIA melaporkan data produksi shale oil AS naik 0,2% menjadi US$9,13 juta barel per hari, sedangkan pasokan minyak turun 0,42% menjadi 453,96 juta barel./Bisnis.com
Pada pekan lalu, data EIA melaporkan data produksi shale oil AS naik 0,2% menjadi US$9,13 juta barel per hari, sedangkan pasokan minyak turun 0,42% menjadi 453,96 juta barel./Bisnis.com

Bisnis.com, LONDON – Harga minyak berpotensi ke level US$60 pada tahun depan bila produksi shale oil Amerika Serikat mulai mengalami penurunan sampai akhir tahun ini. Harapannya, penurunan produksi minyak Amerika Serikat itu bisa mengurangi beban surplus pasokan minyak.

Pada perdagangan kemarin sampai pukul 16:39 WIB, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) naik 0,9% menjadi US$44,83 per barel, sedangkan harga minyak Brent naik 0,89% menjadi US$47,76 per barel.

Eugen Weinberg, Kepala Penelitian Komoditas Commerzbank AG, mengatakan tingkat produksi shale oil Amerika Serikat (AS) akan menjadi faktor kunci untuk harga minyak saat ini. Penurunan produksi yang lebih cepat berarti beban surplus pasokan minyak berkurang.

“Kami tidak melihat harga minyak akan terus terkoreksi hingga US$20, tetapi tampaknya harga komoditas energi itu bisa menembus level US$60,” ujarnya seperti dilansir Bloomberg pada Selasa (29/9/2015).

Menjelang rilis data produksi dan pasokan minyak AS oleh Energy Information Administration (EIA) pada hari ini. Pasokan minyak AS diprediksi kembali menyusut sebesar 500.000 barel.

Pada pekan lalu, data EIA melaporkan data produksi shale oil AS naik 0,2% menjadi US$9,13 juta barel per hari, sedangkan pasokan minyak turun 0,42% menjadi 453,96 juta barel. []

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Surya Rianto
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper