Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

GEJOLAK IHSG: Ini Penyebab Pasar Modal RI Goyah Versi Bursa Efek

Beberapa isu terkait pasar keuangan dalam satu bulan terakhir yang berpengaruh terhadap turunnya ekspektasi investasi secara global dan pada gilirannya mendorong pemodal untuk menempatkan asetnya pada instrumen investasi yang lebih minim risiko.nn
Papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) terlihat dari kaca mata karyawan saat di Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Selasa (18/8). /Bisnis Abdullah Azzam
Papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) terlihat dari kaca mata karyawan saat di Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Selasa (18/8). /Bisnis Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA--Beberapa waktu terakhir, bursa saham Indonesia bergejolak. Indeks harga saham gabungan (IHSG) bahkan anjlok lebih dari 24% dari posisi tertinggi pada April 2015. Apa penyebabnya?

Irmawati Amran, Sekretaris Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia, menjelaskan beberapa isu terkait pasar keuangan dalam satu bulan terakhir yang berpengaruh terhadap turunnya ekspektasi investasi secara global dan pada gilirannya mendorong pemodal untuk menempatkan asetnya pada instrumen investasi yang lebih minim risiko.

Menurutnya, beberapa isu pemicu turunnya kepercayaan pelaku pasar modal, yaitu spekulasi atas kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat atau The Fed, adanya tren penurunan harga minyak mentah dunia, serta tekanan perlambatan ekonomi global yang khususnya berasal dari negara China.

"Meski dalam kondisi ekonomi global yang kurang kondusif, berdasarkan seluruh laporan keuangan emiten semester I-2015, sebanyak 329 emiten atau sekitar 73% dari total emiten yang telah melaporkan masih membukukan kinerja laba positif," ungkapnya dalam keterangan resmi, Kamis (27/8/2015).

Dia menambahkan, dari 20 Emiten yang menduduki posisi teratas berdasarkan nilai kapitalisasi pasar saham di BEI, bahkan terdapat beberapa Emiten yang membukukan peningkatan total laba komprehensif pada akhir Juni 2015 dibandingkan dengan pada periode yang sama di 2014.

Di antaranya, yaitu PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) membukukan peningkatan laba komprehensif sebesar 6,02% dari Rp10,42 triliun menjadi Rp11,05 triliun.

Menyikapi tekanan terhadap pasar saham di awal minggu ke-4 Agustus 2015 ini, regulator pasar modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan BEI telah menerapkan beberapa “Policy Responses” jangka pendek.

Sejumlah stimulus yang dikeluarkan otoritas pasar modal antara lain OJK memperbolehkan buyback saham Emiten tanpa menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan BEI menerapkan penyesuaian batas bawah auto-rejection menjadi sebesar 10%.

Kemudian, sambungnya, BEI melakukan peningkatan batas maksimum Dana Perlindungan Pemodal (DPP) dari Rp25 juta menjadi Rp100 juta melalui anak perusahan PT Penyelenggara Program Perlindungan Investor Efek Indonesia (P3IEI), dan BEI melakukan peningkatan pengawasan terhadap kegiatan transaksi di luar ketentuan (transaksi marjin dan short-selling).

Melihat perkembangan IHSG yang masih berada pada batas wajar dan dengan mempertimbangkan kinerja Emiten yang relatif sehat, katanya, Bursa berharap para pelaku pasar modal tetap memiliki optimisme agar pasar modal Indonesia dapat berkembang ke arah yang positif seiring dengan dukungan partisipasi aktif dari berbagai pihak terkait.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper