Bisnis.com, JAKARTA – Daya beli masyarakat yang lemah pada semester I/2025 membuat kinerja sejumlah emiten milik konglomerat Hermanto Tanoko lesu. Namun, emiten crazy rich asal Surabaya itu tetap mampu mencatat kenaikan top line.
Pengamat Pasar Modal BNI Sekuritas Reydi Octa menerangkan, lesunya kinerja sejumlah emiten Hermanto Tanoko disebabkan oleh tren melemahnya daya beli masyarakat. Pasalnya, baik CLEO, DEPO, hingga ZONE adalah tiga emiten yang bergerak di sektor konsumer.
AVIA, kendati bergerak pada sektor bahan baku cat, tetapi kinerja perseroan sangat dipengaruhi oleh kemampuan masyarakat membeli produk yang mereka tawarkan.
"Hal ini disebabkan oleh melemahnya daya beli masyarakat dan ketatnya persaingan pada sektor ini yang mengharuskan emiten menghadapi kompetisi harga yang menekan margin keuntungan," kata Reydi saat dihubungi, Rabu (6/8/2025).
Dengan begitu, Reydi merekomendasikan wait and see terhadap saham CLEO, AVIA, DEPO, dan ZONE. Menurutnya, perbaikan kinerja saham mesti diiringi dengan perbaikan daya beli masyarakat. Selain itu, inflasi yang terkendali, tren penurunan suku bunga, dan kepastian ekonomi yang meningkat juga menjadi katalis yang mampu memperbaiki kinerja para emiten.
Sementara itu, untuk RISE, dengan performa laba bersih yang moncer, dan penurunan suku bunga ke depannya, hal ini dinilai mampu memberikan peluang yang lebih besar bagi harga saham RISE untuk terapresiasi hingga akhir tahun.
Hanya saja, pertimbangan bagi saham RISE adalah tidak likuidnya saham tersebut di Bursa. Investor direkomendasikan untuk tetap waspada mengenai likuiditas RISE ke depannya.
"Opini saya untuk saham CLEO, AVIA, DEPO dan ZONE masih wait and see selama data-data ekonomi masih belum membaik, kinerja sahamnya mungkin saja masih belum terapresiasi harganya, tetapi untuk RISE dapat mulai dipertimbangkan dengan berpikir moderat," tambah Reydi.