Bisnis.com, JAKARTA – Emiten cat yang terafiliasi dengan konglomerat Hermanto Tanoko, PT Avia Avian Tbk. (AVIA) mencatatkan kinerja bottom line yang susut pada semester I/2025. Penyusutan laba bersih AVIA terjadi saat kinerja penjualan perseroan justru meningkat.
Melansir laporan keuangan, AVIA mampu mencatatkan penjualan sebesar Rp3,88 triliun pada semester I/2025. Torehan itu naik 7,28% year on year (YoY) dari Rp3,62 triliun pada periode yang sama tahun 2024.
Lebih rinci, peningkatan penjualan AVIA didorong oleh peningkatan kinerja kedua segmen perseroan. Volume penjualan pada segmen solusi arsitektur tumbuh hingga 5,66% YoY menjadi Rp3,05 triliun pada paruh pertama 2025.
Begitu pula pada segmen barang dagangan, yang tumbuh 13,76% YoY menjadi Rp825,94 miliar pada paruh pertama 2025, dari Rp726,03 miliar pada periode yang sama 2024.
Dengan meningkatnya penjualan AVIA, perseroan turut mencatatkan peningkatan beban pokok penjualan menjadi Rp2,21 triliun pada periode yang berakhir Juni 2025. Dengan begitu, Avia mencatatkan laba bruto sebesar Rp1,67 triliun pada periode ini.
Alhasil, setelah dikurangi berbagai beban dan pajak, Avia hanya mampu mencatatkan laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih sebesar Rp782,53 miliar pada paruh pertama 2025. Angka tersebut susut 3,18% YoY dari Rp808,24 miliar pada periode yang sama 2024.
Baca Juga
Kepala Hubungan Investor Avia Andreas Hadikrisno, menerangkan, selama paruh pertama 2025, Avia telah meluncurkan sebanyak lima produk baru. Dua di antaranya adalah pada segmen cat dan produk di segmen otomotif.
“Langkah strategis ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan Perseroan dalam memperkuat pertumbuhan jangka panjang,” katanya dalam keterangan resmi, Kamis (31/7/2025).
Andreas menerangkan, dengan kepemilikan hingga 125 pusat distribusi, Avia pede menjalani sisa 2025 yang disebut banyak tantangan. Menurut Andreas, perlambatan daya beli harus menjadi peluang bagi Avia untuk bertumbuh.
“Saat pasar melambat, kami melihat kesempatan untuk merebut pangsa dari kompetitor. Fokus kami adalah tetap agile dan responsif dalam memenuhi kebutuhan konsumen,” tambahnya.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.